> >

Sering Jadi Hadiah Saat Hari Valentine, Benarkah Coklat Bisa Meningkatkan Gairah Seks?

Update | 9 Februari 2021, 13:07 WIB
Ilustrasi makanan coklat (Sumber: Unsplash.com / NordWood Themes)

SOLO, KOMPAS.TV -  Coklat merupakan hadiah yang paling sering diberikan kepada pasangan ketika Valentine. Namun, apakah benar Coklat bisa meningkatkan gairah seks?

Februari dikenal sebagai bulan penuh kasih karena setiap tanggal 14 selalu diperingati sebagai hari Valentine.

Baca Juga: Resep Bakpao Kukus Isi Coklat Lumer

Hari Valentine identik dengan memberikan hadiah kepada orang tersayang, baik barang maupun makanan. Salah satu makanan yang sering diberikan ketika Valentine ialah coklat.

Rasanya yang enak dan manis, membuat kudapan ini jadi favorit banyak orang. Namun, tahukah kamu bahwa coklat dipercaya mampu meningkatkan gairah seks atau afrodisiak. Benarkah?

Baca Juga: Tak Melulu Cokelat, Intip 5 Ide Kado Valentine Anti-Mainstream Ini

Melansir dari The New York Times fakta ini sudah dipercaya sejak zaman suku Aztec yang mengaitkan biji kakao dengan hasrat seksual.

Kaisar Montezum, Kaisar yang terkenal di kekaisaran Aztec juga memercayai konsumsi kacang dalam jumlah berlebih dapat memicu gairah.

Baca Juga: Momen Valentine, Penjualan Bunga di Malang Lesu

Berikut fakta cokelat yang dipercaya sebagai afrodisiak yang dikutip dari Kompas.com:

1. Kandungan dalam coklat

Pada era moderen saat ini, para ilmuwan menganggap kualitas cokelat sebagai afrodisiak dipengaruhi dari dua zat.  Dua zat tersebut adalah triptofan dan phenyletylamine.

Pertama triptofan yaitu bahan penyusun serotonin, zat kimia otak yang terlibat dalam gairah seksual.

Kemudian lainnya adalah phenylethylamine, stimulan yang berhubungan dengan amfetamin. Zat ini akan dilepaskan otak saat orang jatuh cinta.

Namun sebagian besar peneliti percaya bahwa jumlah zat ini dalam coklat terlalu kecil untuk meningkatkan efek libido.

Hasil studi yang mencari hubungan langsung antara konsumsi cokelat dan gairah seksual yang meningkat mengatakan tak menemukan satupun korelasi.

2. Tak dianggap efektif

Studi yang diterbitkan pada beberapa tahun belakangan di jurnal Sexual Medicine, mengamati secara khusus wanita, yang dianggap lebih sensitif terhadap efek cokelat.

Para peneliti dari Italia, mengambil dan menganalisa sampel acak sebanyak 163 wanita dewasa dengan usia rata-rata 35 tahun.

Penelitian ini mengatakan jika tidak menemukan perbedaan signifikan antara tingkat gairah atau tekanan seksual yang dialami sampel ini.

Para wanita itu dihimbau secara teratur mengonsumsi satu porsi cokelat sehari. Mereka yang mengonsumsi tiga porsi cokelat juga tak mengalami efek dalam hal gairah sesksual apapun. 

Studi ini menyimpulkan jika cokelat memiliki kualitas afrodisiak, itu mungkin masalah psikologis, bukan fisiologis.

3. Hanya mampu meningkatkan energi bukan gairah

The New York Times, melansir Brandeis University, juga menyatakan hal yang senada.  Tak ada bukti jika coklat masuk dalam afrodisiak.

Cokelat juga mengandung kafein dan gula, tetapi keduanya tidak cukup untuk meningkatkan gairah sesksual seseorang secara signifikan.

Namun dalam hal ini, cokelat lebih mampu menambah banyak energi.

Jadi isu tentang coklat yang disebut afrodisiak, ternyata hanyalah mitos belaka. Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa makanan itu mengandung senyawa yang bisa meningkatkan libido.

 

Baca Juga: Resep Lontong Cap Go Meh, Kuliner Khas Tahun Baru Imlek

Baca Juga: 5 Makanan Khas Imlek Yang Jadi Favorit Banyak Orang

Baca Juga: Bikin Sendiri Hampers Kue Nastar Salted Egg untuk Perayaan Imlek, Cek Resepnya!

Penulis : Rizky-L-Pratama

Sumber : Kompas TV


TERBARU