5 Fakta PPKM yang Dinilai Tidak Efektif Oleh Presiden Jokowi
Peristiwa | 1 Februari 2021, 05:35 WIBBaca Juga: Presiden Jokowi Akui PPKM Belum Mampu Menekan Laju Penularan Covid-19
"Hasil monitoringnya, beberapa daerah secara nasional ada 29 kabupaten/kota masih berisiko tinggi, 41 kabupaten/kota risiko sedang, dan 3 kabupaten/kota risiko rendah. Dari 7 provinsi terlihat masih ada peningkatan di 5 provinsi dan yang mengalami penurunan Banten dan Yogyakarta," ujar Airlangga.
3. Dinilai Tidak Efektif
Secara mengejutkan, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa PPKM yang sedang berjalan dinilai tidak efektif. Hal itu disampaikan dalam rapat terbatas pendisiplinan melawan Covid-19 di Istana Bogor pada Jumat (29/1/2021). Kebijakan PPKM ini dinilai tak berdampak pada penurunan mobilitas dan kegiatan masyarakat.
“Saya ingin menyampaikan mengenai yang berkaitan dengan PPKM tanggal 11-25 Januari. Kita harus ngomong apa adanya. Ini tidak efektif. Mobilitas juga masih tinggi karena kita memiliki indeks mobility-nya ada,” kata Jokowi berdasarkan rekaman rapat, Minggu (31/1/2021).
4. Ajak Para Epidemiolog Sebanyak-banyaknya
Demi mendesain kebijakan PPKM yang efektif, Presiden Jokowi juga meminta para menteri koordinator mengajak sebanyak mungkin para pakar dan epidemiolog.
Baca Juga: Jokowi: Implementasi PPKM Tidak Tegas dan Inkonsisten!
“Saya ingin Menko ajak sebanyak-banyaknya pakar epidemiolog sehingga di dalam mendesain kebijakan itu betul-betul bisa lebih komprehensif,” kata Jokowi.
5. Cari Cara Sederhana Tekan Angka Penularan Covid-19
Menurut Presiden Jokowi, permasalahan PPKM adalah pada implementasi di lapangan yang belum efektif dan tegas. "Ini hanya masalah implementasi sehingga saya minta betul-betul turun ke lapangan, ada di lapangan,” katanya.
Jokowi juga meminta jajarannya agar menemukan cara-cara yang lebih sederhana dalam menekan angka penularan Covid-19 di Indonesia. Dengan cara yang sederhana sehingga masyarakat mampu memahami pentingnya penerapakan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan).
“Tetapi juga siap dengan cara-cara yang lebih praktis dan sederhana agar masyarakat tahu apasih yang namanya 3M,” ujarnya.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV