Politikus PKS Kritik Kebijakan Impor Daging Sapi yang Tak Pernah Berubah
Peristiwa | 26 Januari 2021, 06:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Selama bertahun-tahun pemerintah bergantung pada kepada kebijakan impor daging sapi dari Australia. Sampai saat ini, kebijakan tersebut belum berubah. Hingga untuk mengatasi lonjakan harga daging sapi pun, pemerintah tetap ambil jalan impor.
"Saat ini kita terlalu bergantung impor daging sapi. Terutama dari Australia sebagai pemasok
terbesar daging sapi di Tanah Air. Ketika Australia menahan komoditas daging sapi akibat
regenerasi populasi, maka negara kita terimbas," kata anggota Komisi IV dari FPKS Andi Akmal Pasluddin, Senin (25/1/2021).
Baca Juga: Harga Daging Sapi Di Palembang Tembus 130 Ribu
Hal ini, kata Andi, menunjukkan bertahun-tahun upaya negara menjadikan daging sapi berdaulat di negeri sendiri, hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda keberhasilannya.
Menurut Andi, upaya untuk mewujudkan swasembada daging sapi ini sudah dilakukkan sejak 15
tahun silam. Namun segala upaya dengan dukungan APBN yang ada mewujudkan swasembada daging sapi ini seakan sia-sia. Padahal, program-program seperti penyelamatan induk sapi (penyelamatan sapi produktif), memperkuat kualitas genetik sapi, program 1000 desa sapi, hingga program Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) telah dilakukan.
"Indonesia saat ini masih tidak kuasa menghadapi persoalan supply and demand (ketersediaan dan
permintaan) daging sapi karena infrastruktur pengembangan sapi kita belum mampu memenuhi
kebutuhan dalam negeri sendiri. Dari sisi lahan, negara kita masih terbuka luas. Bahkan sinergi
Sapi-Sawit masih dapat dioptimalkan lebih dalam lagi," jelasnya.
Baca Juga: Pedagang Daging akan Mulai Jualan dengan Menaikkan Harga Jual ke Konsumen
Bahkan, Akmal menduga, dalam menghadapi Bulan Puasa dan Lebaran nanti, solusi impor tetap akan
dilakukan dalam waktu dekat ini, terutama alternatif mencari suplier dari negara lain seperti
India, Brazil bahkan dari Meksiko.
"Saya meminta kepada pemerintah, marilah kita mulai untuk serius mempersiapkan infrastruktur
mewujudkan swasembda daging sapi ini. Ini adalah kerjaan jangka panjang, tapi mesti ada target.
Seharusnya 10 tahun cukup untuk mewujudkan ini bila memang betul-betul serius," katanya.
Sebelumnya, Ketua Komisi IV dari FPDIP Sudin meminta Menteri Pertanian serius mengatasi harga
lonjakan daging sapi. Apalagi, para pedagang daging sapi sempat melakukan mogok jualan.
Penyebabnya, kelangkaan daging sapi yang berimbas pada kenaikan harga hingga mencapai Rp130
ribu per kilogram.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV