Jokowi Luncurkan Gerakan Wakaf, Potensinya Mencapai Rp 2.118 Triliun
Peristiwa | 25 Januari 2021, 11:54 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah akan mengembangkan lembaga keuangan syariah yang dikelola berdasarkan sistem wakaf.
Potensinya, aset wakaf per tahun bisa mencapai Rp 2.000 triliun dan potensi wakaf uang dapat menembus angka Rp 188 triliun.
“Oleh karena itu, kita perlu perluas lagi cakupan pemanfaatan wakaf, tidak lagi terbatas untuk tujuan ibadah, tetapi dikembangkan untuk sosial ekonomi yang memberikan dampak signifikan bagi pengurangan kemiskinan dan ketimpangan sosial dalam masyarakat,” kata Presiden Jokowi saat meluncurkan Gerakan Nasional Wakaf Uang dan Brand Ekonomi Syariah 2021 di Kompleks Istana Negara, Senin(25/1/2021).
Baca Juga: Jokowi Teken Perpres Nomor 8 Tahun 2021, Industri Pertahanan Diminta Produksi Peralatan Canggih
Presiden menuturkan Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia sepatutnya bisa memberikan contoh.
Bagaimana praktik pengelolaan wakaf yang transparan, profesional, kredibel, bisa dipercaya, dan dapat memberikan dampak produktif bagi kesejahteraan dan pemberdayaan ekonomi umat Islam. Sekaligus, memberikan upaya signifikan dalam menggerakan ekonomi nasional kita, khususnya di sektor UMKM.
“Karena itu, peluncuran gerakan nasionak wakaf uang hari ini menjadi bagian penting, bukan hanya meningkatkan awareness, kepedulian, literasi masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah, tetapi sebagai upaya memperkuat rasa kepedulian dan solidaritas untuk mengatasi kemiskinan dan ketimpangan sosial di negara kita,” ujarnya.
Apalagi, lanjut Presiden, ekonomi syariah masih memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Karena pengembangan ekonomi syariah tidak hanya dijalankan oleh negara dengan mayoritas penduduk muslim, tetapi juga negara-negara lain seperti Jepang, Thailand, Inggris, Amerika Serikat.
“Kita harus menangkap peluang ini dengan mendorong percepatan, mendorong akselerasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional. Kita harus mempersiapkan diri sebagai pusat rujukan ekonomi syariah global,” ucap Presiden Jokowi.
Baca Juga: Ini Isi Surat untuk Jokowi dari Ortu Siswi Nonmuslim Dipaksa Berjilbab di Padang
Saat ini, lanjut Presiden, Indonesia masih mempunyai sejumlah pekerjaan rumah. Di antaranya indeks literasi ekonomi syariah Indonesia yang masih rendah, yaitu 16,2 persen.
“Ini masih rendah. Masih banyak ruang untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, masih banyak peluang untuk dapat dioptimalkan. Kita juga harus terus menata rantai nilai halal pada sektor riil yang mendukung UMKM, termasuk pengembangan ekonomi kreatif,” ujarnya.
Selain itu, Presiden Jokowi menuturkan pemerintah akan memperkuat industri keuangan syariah dengan membangun satu bank syariah terbesar di Indonesia.
“Kita sudah targetkan InsyaAllah di bulan Februari sudah bisa diselesaikan. Kita mengembangkan Bank Wakaf Mikro di berbagai tempat dan memperkuat lembaga zakat, infak, sedekah, wakaf, untuk memperkuat pemberdayaan ekonomi umat,” tuturnya.
Penulis : Ninuk-Cucu-Suwanti
Sumber : Kompas TV