Survei BPS: Masyarakat Kota Kurang Suka Alat KB Dibandingkan Pedesaan
Peristiwa | 25 Januari 2021, 05:45 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret tahun 2018-2020 yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statstik (BPS) berjudul "Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2020", yang dikeluarkan pada 31 Desember 2020 lalu memaparkan penggunaan alat kontrasepsi masyarakat Indonesia.
Hasilnya, pada tahun 2020 yaitu saat masa pandemi, sebanyak 56 dari 100 pasangan usia subur (PUS) usia 15-49 tahun sedang menggunakan alat KB atau cara tradisional untuk menunda atau mencegah kehamilan.
Survei juga mencatat, dalam tiga tahun terakhir penggunaan alat KB mengalami fluktuasi. "Penggunaan alat KB lebih banyak di perdesaan dibandingkan di perkotaan yaitu 59,03 persen berbanding 53,56 persen," tulis survei tersebut.
Baca Juga: Viral! Bayi Baru Lahir Kedapatan Pegang Alat Kontrasepsi dalam Rahim Ibunya
Salah satu penelitian menyebutkan bahwa penggunaan KB di perdesaan lebih tinggi karena masyarakat menerima dengan baik program KB yang diselenggarakan oleh BKKBN dan adanya keterlibatan tim penggerak PKK yang aktif dalam mendukung kegiatan tersebut (Wulandari, 2008).
Menurut jenisnya alat/cara KB terbagi menjadi dua, yaitu alat KB modern dan alat/cara KB
tradisional.
Kontrasepsi modern adalah suatu produk atau prosedur medis yang mengganggu terjadinya reproduksi dari suatu hubungan seksual (Hubacher dan Trussel, 2015). Metode ini umumnya membutuhkan bantuan tenaga kesehatan sehingga harus datang ke klinik atau rumah sakit. Pada umumnya KB modern lebih efektif daripada
Baca Juga: Pemkot Himbau Minimarket Tak Jual Alat Kontrasepsi
Yang termasuk alat/cara KB modern adalah sterilisasi perempuan, sterilisasi pria,
IUD/AKDR/Spiral, suntik KB, susuk KB/implan, pil, kondom pria/karet KB, dan intravag/kondom wanita/diafragma.
Data menunjukkan bahwa lebih dari separuh pasangan usia subur umur 15-49 tahun sedang menggunakan alat KB modern untuk menunda atau mencegah kehamilan.
Namun, dalam tren tiga tahun penggunaan alat KB modern mengalami penurunan dari 57,10 persen pada tahun 2018 menjadi 54,34 persen di tahun 2020. Sejalan dengan penggunaan alat KB, penggunaan alat KB modern di perdesaan lebih tinggi dari perkotaan yaitu 57,85 persen berbanding 51,42 persen.
Rilis publikasi BPS ini ditujukan untuk kebutuhan data kesehatan masyarakat. "Publikasi tahunan itu ditujukan untuk memenuhi kebutuhan data dan informasi seputar bidang kesehatan, terutama kesehatan ibu dan anak," demikian Kepala BPS Suharyanto dalam pengantar publikasi ini.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV