Roundup: Hambali akan Disidang di AS dan Menkes Ogah Pakai Data Kemenkes Lagi
Peristiwa | 23 Januari 2021, 06:00 WIBMenkes Budi Kaget
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan banyak hal pada sebuah seminar virtual Jumat (22/1/2021). Salah satunya, ia mengaku kaget setelah tahu jumlah kasus Covid-19 selalu naik 40 % setelah musim libur panjang.
Yang bikin saya kaget, mereka persentasi, "Pak, ini data kami. Setiap habis liburan panjang selalu naik 40 persen. Orang enggak karuan pergerakannya,” ujar Budi merujuk pertemuannya dengan KawalCovid-19 dan PandemicTalks.
Karena peningkatan kasus mendadak itu, rumah sakit kewalahan karena harus melayani lonjakan pasien.
Untuk mengantisipasi hal itu, Budi mengambil kebijakan menambah kuota tempat tidur sebanyak 30 persen.
Selain itu, kendala kekurangan tenaga kesehatan juga diatasi dengan memudahkan para alumni pendidikan kedokteran dan kesehatan agar bisa langsung bekerja di RS. Tujuannya agar bisa membantu para tenaga kesehatan yang sudah kelelahan atau terpapar Covid-19.
Baca Juga: Usai Libur Panjang, Kasus Covid-19 di Indonesia Selalu Naik, Menkes: Saya Kaget
Menkes Budi juga mengatakan tidak mau lagi menggunakan data Kemenkes sendiri. Ia lebih percaya data KPU sebagai dasar untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19.
“Saya sudah kapok, saya tidak mau lagi memakai data Kemenkes," kata Budi.
Menkes Budi juga menyoroti cara pengetesan Indonesia yang salah selama ini. Budi menyebut, angka pengetesan di Indonesia tinggi karena ada sebagian orang yang melakukan tes PCR berkali-kali.
Baca Juga: Menkes: Stres Saya, 11 Persen Tenaga Kesehatan Gagal Divaksin Gara-Gara Darah Tinggi
“Kita tuh nggak disiplin. Cara testing-nya salah. Testing-nya banyak, tapi kok naik terus. Habis, dites (terus-menerus) orang kayak saya. Setiap kali mau (bertemu) ke Presiden dites, (ke) Presiden dites. Barusan saya di-swab. Seminggu bisa 5 kali swab karena masuk Istana. Emang bener gitu? Testing kan nggak gitu harusnya," kata Menkes Budi Sadikin.
Budi pun menekankan bahwa untuk mengatasi pandemi, penanganan di RS dan vaksinasi bukanlah segalanya. Yang paling penting kata dia adalah perubahan protokol kesehatan (prokes) dan bagaimana disiplin menjalankannya.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV