Dari KRI Teluk Parang hingga KRI Tenggiri, 7 KRI yang Cari Serpihan Puing Sriwijaya Air SJ182
Peristiwa | 10 Januari 2021, 19:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.COM – Berbagai upaya terus dilakukan untuk mencari serpihan puing pesawat Sriwijaya SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, kemarin, Sabtu (9/1).
Panglima Komando Armada 1, Laksda Abdul Rasyid, menyatakan pihak TNI Angkatan Laut telah menyiapkan sepuluh Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) untuk mencari serpihan puing pesawat.
“Untuk sementara KRI yang kami siapkan di darat saja ini ada 10,” ujar Rasyid seperti dikutip dari Kompas.com, Minggu (10/1/2021).
Minggu (10/1/2021) pagi, sebanyak empat kapal KRI telah tiba di titik koordinat lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 jatuh.
Dari sepuluh KRI tersebut, terdapat tujuh yang sudah berada di Perairan Teluk Jakarta. Di antaranya KRI Teluk Gilimanuk, KRI Kurau, KRI Parang, KRI Teluk Cirebon, KRI Tjiptadi, KRI Cucut dan KRI Tenggiri.
Baca Juga: Dari KRI Parang, Tim SAR Temukan Serpihan dan Body Part Pesawat Sriwijaya Air SJ-182
1. KRI Teluk Gilimanuk-531
KRI Teluk Gilimanuk merupakan kapal perang milik TNI AL yang termasuk jenis kapal pendarat. Nama Teluk Gilimanuk diambil dari sebuah teluk yang berada di Pulau Bali.
Secara persenjataan, kapal ini tidak termasuk armada tempura tau pemukul, melainkan sebagai armada pendarat dan pengangkut logistik.
Meski demikian, KRI Teluk Gilimanuk dibekali persenjataan guna pertahanan diri berupa kanon laras ganda dan Meriam Bofors.
Kapal ini mampu mengangkut muatan hingga 600 ton dan mampu melaju hingga kecepatan 18 knot atau setara dengan 33 km/jam.
2. KRI Kurau-856
Kapal perang yang juga diturunkan untuk mencari serpihan puing pesawat adalah KRI Kurau. Kapal perang berjenis PC-40 ini merupakan kapal yang diproduksi oleh PT Caputra Mitra Sejati Banten.
Nama Kurau diambil dari salah satu jenis ikan samudera tropis dan sub tropis yang memiliki kemampuan berenang cepat di laut yang memiliki gelombang tinggi.
KRI Kurau memiliki kemampuan jelajah dengan kecepatan 18 knot dengan kecepatan maksimum 24 knot.
3. KRI Parang-647
KRI Parang merupakan bagian dari kapal kelas Clurit dan merupakan kapal perang bertipe kapal cepat berpeluru kendalu 40 meter (KCR-40). Kapal dengan tipe tersebut biasa digunakan untuk melakukan patrol laut dan dibekali peluru kendali atau rudal.
Kapal yang diresmikan pada 27 September 2016 di Kepulauan Riau ini pernah beroperasi di Selat Sunda dan berhasil menangkap kapal tangker MT MIA yang mengangkut BBM secara illegal, pada 16 Mei 2019 lalu.
Baca Juga: Titik Black Box Sriwijaya Air Ditemukan, KM Basudewa Merapat Bawa Alat Khusus
4. KRI Teluk Cirebon-543
KRI Teluk Cirebon merupakan bagian dari kapal pendarat di kelas Teluk Gilimanuk yang dimiliki oleh TNI AL. Nama kapal ini diambil dari salah satu teluk di Jawa Barat.
Seperti KRI Teluk Gilimaniuk, KRI Teluk Cirebon juga bertugas sebagai armada pendarat dan mengangkut logistik.
5. KRI Tjiptadi-381
KRI Tjiptadi merupakan kapal perang yang termasuk jenis korvert kelas Parchim. Kapal ini merupakan kapal perang anti kapal selam yang beroperasi di perairan dangkal atau pantai.
Selain anti kapal selam, kapal ini juga dilengkapi dengan empat tabung peluncur torpedo, peluru kendali, dan meriam.
Nama Tjiptadi diambil dari nama seorang kapten TNI AL yang gugur pada Pertempuran Laut Aru tahun 1962.
6. KRI Cucut-886
KRI Cucut merupakan kapal perang Indonesia yang bertugas sebagai kapal patroli cepat. Kapal ini dibuatkan oleh Singapore Technologi Marine yang dihibahkan kepada Indonesia pada 21 Maret 2002 lalu.
Selain bertugas sebagai kapal patrol cepat, KRI Cucut juga berfungsi untuk membersihkan rute survei dari bahaya ranjau dan membantu operasi penyelamatan Tim SAR.
7. KRI Tenggiri-865
KRI Tenggiri merupakan kapal perang yang berada dalam jajaran kapal Komando Armada 1. Kapal ini berfungsi sebagai kapal yang memberantas kegiatan ilegal yang ada di laut sekaligus menegakkan hukum di laut Indonesia.
Sejumlah prestasi telah diukir oleh KRI Tenggiri, di antaranya membantu menemukan bangkai pesawat Nomad yang hilang di perairan Pulau Mapu, Kepri pada 2007.
KRI Tenggiri juga membantu pengevakuasian korban pesawat M-28 Sky Truck pada 2016, hingga menemukan serpihan pesawat Lion Air JT 610 pada 2018.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV