Kisah Rizki Wahyudi Staf TN Gunung Palung, Boyong Keluarga Namun Jadi Korban Sriwijaya Air SJY 182
Peristiwa | 10 Januari 2021, 06:05 WIBJAKARTA, KOMPAS TV - Satu keluarga staf Taman Nasional Gunung Palung, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat ikut menjadi korban pesawat nahas Sriwijaya Air jatuh dari flight SJY 182 yang diduga jatuh di lepas pantai Jakarta. Dia adalah Rizki Wahyudi, seorang Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) di Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat.
Rizki Wahyudi berada di pesawat Sriwijaya Air itu bersama ibu kandungnya, Rosi Wahyuni, Anaknya Arkana Wahyudi, dan istrinya, Indah Halimah Putri, serta seorang keponakan yaitu Nabila Anjani.
Menurut berbagai sumber, Rizki Wahyudi bersama istri dan anak berangkat dari lokasi kerja di Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat untuk bertemu keluarga istri di Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Dari sana, mereka terbang ke Pangkal Pinang di Bangka untuk menjemput Ibu Rizki dan seorang keponakan, lalu kembali ke Pontianak dengan penerbangan lewat Jakarta.
Rencananya, Rizki memboyong keluarga untuk menetap di tempat tugasnya, karena Rizki menjalankan tugas mulia sebagai Penjaga Ekosistem Hutan di Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat.
Baca Juga: Berikut Daftar KRI yang Dikerahkan Untuk Cari Sriwijaya Air Hari Ini
Seperti dilaporkan Bangka Pos, Rapin (40) paman Rizki, adik bungsu Rosi yang kerap dipanggil acu itu masih tak menyangka kakak dan keponakannya menjadi penumpang pesawat Sriwijaya Air.
Kata Rapin, Rizki merupakan sosok pemuda yang kuat sebab menjadi tulang punggung keluarganya.
"Rizki sejak bayi sudah ditinggalkan ayahnya, jadi dialah yang jadi tulang punggung keluarga. Mau ke Ketapang ini biar bisa tinggal sama-sama dengan ibunya, istrinya, anaknya, biar kerja di sana ada yang nemenin katanya," ucap Rapin.
Sedangkan sang kakak kandungnya Rosi, sempat menyebutkan tidak akan pernah pulang lagi ke Bangka ingin tinggal selamanya di Kalimantan bersama Rizki.
"Sekarang kata-kata itu baru tekenang, ibu Rosi pernah bilang tidak akan pulang lagi ke Bangka akan tinggal di sana selamanya, kalaupun dia meninggal ia tak ingin dibawa pulang ke Bangka, minta dikuburkan di Kalimantan saja. Baru sekarang kepikir dengan kata-kata itu," sebutnya.
Baca Juga: Benturan Keras Sriwijaya Air Diduga Membuat ELT Rusak
Isromaini (52) tetangga Ibunda Rizki tak menyangka kepergian Rossi (51) ke Jakarta pada Jumat (08/01/2021) lalu ternyata meninggalkan duka yang mendalam, "Ya Allah, baru kemarin Rossi pamit, tetangga sekaligus teman saya. Maaf Nan, ku mau pamit, besok mau pergi, mendadak ke Jakarta. Tidak jadi hari Sabtu berangkatnya. Nitip emak ku ok," ungkap Isromaini sambil menangis saat ditemui di rumahnya oleh Bangka Pos, Sabtu malam.
Menurutnya, Rossi merupakan sosok ibu yang tegar dan kuat meski hidup menjanda. Pada kesempatan itu, Rossi sempat memberikan topi anak-anak sebagai kenang-kenangan sambil memeluk Isromaini.
Dia menyebutkan, Rossi tinggal bersama ibunya yang sudah tua. Rossi diketahui berangkat ke Jakarta untuk meneruskan perjalanan ke Pontianak.
Baca Juga: Sinyal ELT Milik Sriwijaya Air Diduga Tak Memancar, Ini Penjelasan Pengamat Soal Fungsi Sinyal ELT
Kepala Desa Sungai Pinang 2, Herman Sawiran saat dihubungi via telepon oleh Tribun Sumsel, Sabtu (09/01/2021), mengatakan, "Dia (Indah) pergi sekeluarga berlima. Kalau yang tercatat warga Sungai Pinang 2 ya cuma Indah. Yang empat orang lainnya bukan," Indah adalah istri Rizki.
Menurut Herman berdasarkan keterangan kerabat, saat penerbangan Rizki dan Indah membawa sang anak berusia 3 bulan bernama Arkana Nadhif, "Kasihan sekeluarga itu. Anaknya masih bayi umur 3 bulan," kata Herman.
Indah dan Rizki diketahui menikah pada 18 Agustus 2018 lalu, dan belum lama bertugas sebagai Pengendali Ekosistem Hutan di Taman Nasional Gunung Palung.
Baca Juga: Dirut Sriwijaya Air Angkat Bicara Terkait Kondisi Pesawat Sebelum Terbang
Penulis : Edwin-Shri-Bimo
Sumber : Kompas TV