Guru Besar UI hingga Pakar Militer Ingatkan Seaglider Perangkat Mata-Mata, Jangan Remehkan!
Peristiwa | 5 Januari 2021, 13:06 WIBHal senada juga disampaikan pakar militer dan pertahanan Susaningtyas Kertopati.
Dia mengatakan, Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, dan TNI AL tidak boleh memandang remeh hasil temuan unmanned underwater vehicle (UUV) di Kepulauan Selayar.
Apalagi, temuan itu terjadi di jalur Laut China Selatan. Di mana jalur tersebut sering terjadi ketegangan antara China dan Amerika Serikat.
Menurut catatannya, temuan UUV juga sudah terjadi tiga kali. Pertama di Pulau Tenggol, kemudian di Kepulauan Masalembu, dan terakhir di Kepulauan Selayar.
Menurutnya, UUV yang ditemukan itu memang masuk dalam kategori alat penelitian bawah laut. UUV ditemukan dalam kondisi tidak berfungsi, tetapi belum kadaluarsa.
Artinya, ada kendala teknis internal di dalam sistemnya.
“Dari analisa awal, UUV ini diperkirakan sudah memiliki jam selam lebih dari 25.000 atau mendekati 3 tahun. Kemungkinan besar alat itu diluncurkan November 2017,” kata Susaningtyas.
Terkait dengan temuan itu Susaningtyas meminta pemerintah menetapkan langkah strategis. Dari aspek hukum, perlu ada peraturan penggunaan semua jenis sistem alat nirawak di wilayah Indonesia, baik di udara, permukaan maupun bawah laut.
Menurutnya, juga perlu dibuat peraturan pemerintah (PP) yang menentukan tata cara menghadapi penelitian ilegal di perairan Indonesia mulai dari perairan kepulauan hingga zona ekonomi ekslusif (ZEE).
“Khusus untuk mendeteksi di laut, Kemhan dapat mengajak Kementerian Perhubungan untuk memasang underwater detection device (UDD) di seluruh alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) dan selat strategis. Fungsinya, untuk memantau semua lalu lintas bawah laut terutama di Selat Malaka, Laut Natuna, Selat Makassar, Selat Sunda, dan Selat Lombok,” terang Susaningtyas.
Dia juga meminta agar TNI AL dapat melengkapi Puskodalnya dengan sistem pemantauan bawah laut.
Sistem itu bisa dilengkapi dengan kendali otomatis atau manual yang dapat menghadapi serangan UUV maupun unmanned sub-surface vehicle (USSV) yang dilengkapi dengan persenjataan. USSV ini lebih berbahaya daripada UUV.
“Sistem pendidikan bagi prajurit TNI AL pun harus ditingkatkan agar mereka memiliki kemampuan untuk perang anti-USSV,” kata Susaningtyas.
Baca Juga: KSAL Tak Tahu Negara Pemilik Seaglider: Ini Bisa untuk Militer atau Industri
Penulis : Fadhilah
Sumber : Kompas TV