AIMAN: Versi Penembakan Polisi Vs FPI dan Temuan di Lapangan
Aiman | 14 Desember 2020, 09:58 WIBKOMPAS.TV - AIMAN bergegas untuk melihat lokasi kejadian dari dua versi. Pertama versi hasil penyelidikan tim Polda Metro Jaya.
Saya bersama tim AIMAN menelusuri jalan di seputar Kilometer 50 hingga 3 kilometer ke belakang, yakni 47 sampai 50. Dari sini tampak ada kamera CCTV di tiang - tiang jalan.
Tapi sayang saat kejadian Pihak Jasa Marga sang pengelola Jalan Tol ini mengungkapkan bahwa CCTV dalam keadaan mati pada saat kejadian. Baru sehari setelahnya selesai perbaikan.
Baca Juga: Rekonstruksi: Saat Menyalip, Satu Anggota FPI Keluarkan Senjata ke Arah Mobil Polisi
Insiden Maut Versi Polisi
Pada versi yang disampaikan pihak Polda Metro Jaya, terjadi insiden yang berujung pada penggunaan senjata api dan penembakan oleh sejumlah laskar khusus FPI.
Aksi ini kemudian dibalas oleh tim dari Jajaran Polda Metro Jaya dengan menembak Ban mobil hingga berhenti di tepi jalan Tol.
Setelah berhenti, perlawanan dengan senjata api masih dilakukan oleh pihak FPI dan akhirnya Tim dari Polda Metro Jaya menembak mati sejumlah Laskar FPI yang berjumlah 6 orang. Sementara 4 lainnya dikatakan berhasil melarikan diri.
Bahkan Kapolda Metro Jaya mengatakan ada 3 tembakan yang dimuntahkan dari pihak FPI berasal dari senjata api asli.
"Asli (bukan senpi rakitan). Ini sudah ada tiga yang ditembakkan," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Fadil Imran di Markas Polda Metro Jaya, Senin (7/12/2020).
Kapolda Fadil menambahkan, bahwa pihak FPI yang melakukan penyerangan adalah Laskar Khusus Front Pembela Islam (FPI).
"Dari hasil penyelidikan awal, kelompok yang menyerang anggota ini diidentifikasi sebagai laskar khusus, yang selama ini menghalang-halangi proses penyidikan," Ujar Fadil.
Penembakan Versi FPI
Berbeda dari versi Polisi.
Insiden yang menewaskan 6 laskar FPI ini, terjadi tanpa ada perlawanan senjata api dan senjata tajam dari pihaknya. Justru mereka yang dipepet kemudian berhenti dan terjadilah insiden penembakan itu.
Sementara proses eksekusi lainnya ditengarai berada di luar tempat pertama. Kejadian ini terjadi di sekitar Rest Area alias tempat peristirahatan Tol di Kilometer 50.
"Bahwa fitnah besar kalau laskar kita disebut membawa senjata api dan tembak-menembak. Fitnah itu," sebut Sekretaris Umum FPI Munarman dalam konferensi persnya di Markas FPI, Petamburan, Jakarta Pusat, Senin (7/12).
Sekretaris Umum FPI itu menyebut FPI tidak pernah membekali laskar dengan senjata api. Laskar menurutnya terbiasa berhadapan dengan tangan kosong, dan tidak menyerang terlebih dahulu, terhadap sekelompok orang yang tak diketahui saat itu.
"Jadi fitnah dan ini fitnah luar biasa pemutar balikan fakta dengan menyebutkan bahwa laskar yang lebih dahulu menyerang dan melakukan penembakan," tambahnya.
Baca Juga: Beda Versi Polisi dan FPI soal Bentrokan di Tol, Siapa yang Diserang Duluan?
Temuan AIMAN & Saksi Ekslusif
Memang tak mudah untuk melakukan penelusuran di sekitar Kilometer 50 ini. Pertama di sekitar jalan tol sebelum dan sesudahnya CCTV dikatakan mati.
Sementara di Rest Area Kilometer 50 sendiri, saya berkeliling dan satu persatu saya perhatikan, bahwa beberapa di antaranya saya masuki kios, tak ada satu pun CCTV alias kamera pemantau yang dipasang di lokasi ini.
Saya mulai mencari satu persatu saksi. Juru Parkir di Kilometer 50 tak bersedia berbicara. Saya mencoba kemudian menemui kepala lingkungan di area KM 50 ini, yang bernama Gunawan.
Saya tanyakan soal CCTV, ia menjawab tak ada satu pun kios atau lokasi di Rest Area Kilometer 50 ini, miliki CCTV.
Lalu saya tanyakan soal kejadian, yang mana pasti ia mendapatkan laporan dari petugas keamanan dan juru parkir soal ini. Namun Gunawan keberatan untuk menjawab.
"Silahkan bertanya ke Mabes Polri mas, agar tak mengganggu proses yang dilakukan di sana", terima kasih! Singkat jawab Gunawan.
Tapi saya tak berhenti di sini. AIMAN mencoba untuk menghubungi jaringan dan kenalan saya di kawasan Karawang, Jawa Barat. Akhirnya saya mendapatkan secara eksklusif, pertama kali saksi mata yang melihat kejadian di Senin Dinihari di sekitar Kilometer 50 tol Jakarta - Cikampek itu.
Tayangan lengkap saksi ini akan ditampilkan pada program AIMAN, Hari Senin pukul 8 malam di KompasTV.
Sang saksi mengungkapkan, bahwa ada sejumlah Polisi yang baik tak berseragam maupun berseragam, sebagian menggunakan senjata laras panjang di Rest Area Kilometer 50.
Ia pun hanya mendengar 2 tembakan.
Saksi lain yang tidak mau direkam mengungkapkan, tembakan terdengar di lokasi dekat Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi Rest Area Kilometer 50. Dalam tayangan nanti saya pun mendekati JPO tersebut, dan saya menemukan tanda yang menyita perhatian di sana.
Baca Juga: Komnas HAM Temui Titik Terang Kasus Penembakan 6 Anggota FPI Pengawal Rizieq Shihab
Konfirmasi atas Temuan AIMAN
Setelah mencoba mengonfirmasi ke pihak Mabes Polri atas hal ini, saya mendapatkan jawaban, belum bisa diwawancara karena penyelidikan masih berlangsung.
Lalu, atas sebagian temuan ini, saya menanyakan kepada Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional, Kompolnas, Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto. Sebagian temuan yang lain juga saya tanyakan di tayangan AIMAN.
Salah satu pertanyaan saya, Bagaimana mungkin, ada 2 tembakan tapi korbannya hingga 6 orang?"
Benny menjawab, ini adalah salah satu keterangan saksi. Dalam hal penyelidikan Kepolisian, akan dilakukan secara ilmiah alias Scientific Crime Investigation.
Dan nanti akan diperoleh secara bulat informasi yang diperlukan bagi pembuktian - pembuktian pada proses hukum selanjutnya.
Proses kontrol dari kasus ini, kini tak hanya dilakukan oleh Komnas HAM yang secara paralel juga telah melakukan penyelidikan dan masih berjalan.
Ombudsman, DPR, bahkan hingga masyarakat termasuk Pers juga melakukan pengamatan dan mempublikasikan hasilnya kepada publik.
Termasuk sulit pada zaman ini untuk menutupi sebuah nilai kebenaran yang secara bersama - sama dikawal berbagai pihak.
Kita cermati dan tunggu bersama hasilnya. Hal yang perlu dibuat terang benderang, agar menjadi jalan bagi keadilan dalam proses hukum yang dijalankan.
Saya Aiman Witjaksono,
Salam!
Penulis : fadhilah
Sumber : Kompas TV