> >

IDI: Delirium Bukan Gejala Baru Covid-19

Kesehatan | 11 Desember 2020, 00:40 WIB
Ilustrasi Pasien Covid-19 (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menegaskan bahwa delirium bukanlah gejala baru terhadap pasien yang terinfeksi Covid-19.

"Sebetulnya bukan gejala baru. Sudah pernah dipublikasikan. Di medio November juga sudah ada, baik di Amerika maupun di Inggris," kata Ketua Satgas Covid-19 PB IDI Zubairi Djoerban dalam pernyataan visual yang dikirimkan kepada Jurnalis Kompas TV Thifal Solesa dan Bimo Wicaksono, Kamis (10/12/2020).

Delirium ini, kata Zubairi, merupakan gangguan pada saraf pusat. Biasanya gejala ini ditemukan pada pasien Covid-19 yang berusia lanjut.

Baca Juga: Pasien Covid-19 Melonjak, RSDC Wisma Atlet Terisi Hampir 60 Persen

Gejalanya, pasien yang terinfeksi Covid-19 menjadi susah konsentrasi, agak gelisah, dan orientasinya menjadi kurang.

"Ini bisa ditemukan pada usia lanjut di atas 65 tahun, apalagi yang masuk ICU itu lebih sering ditemukan. Jadi, pasien covid-19 khususnya pada usia lanjut dapat mengalami delirium," jelas Zubairi.

Dikutip dari Kompas.com, Kamis (10/12/2020), Dokter Spesialis Saraf dari Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), dr Rubiana Nurhayati, Sp.S. mengatakan delirium adalah keadaan di mana kesadaran seseorang menjadi terganggu.

"Keadaan ini disebabkan karena hypoxia atau kekurangan oksigen di otak. Kondisi ini sering terjadi pada pasien Covid-19, di mana saturasi oksigen menurun," kata dr Rubi.

Baca Juga: Cerita Dokter Saat Dirawat karena Covid-19: Pasrah Lihat Pasien Kiri Kanan Saya Meninggal

Dr Rubi mengungkapkan bahwa delirium sering terjadi pada penyakit-penyakit yang menganggu fungsi otak. Namun, bisa juga terjadi pada pasien dengan kelainan metabolik, seperti hipoglikemia, hiponatremia dan lain sebagainya.

"Biasanya, gejalanya mudah mengatuk, bicara kacau, kadang tidak nyambung, kesadaran terganggu," jelas dia.

Penulis : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV

Tag

TERBARU