UNDP bersama Uhamka Kampanyekan Antikekerasan, Korban Kekerasan Banyak Perempuan Saat Berpacaran
Sosial | 30 November 2020, 10:14 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Kasus kekerasan fisik dan mental terhadap perempuan masih terjadi di kalangan remaja dan dewasa.
Hal itu sebagaimana terlaporkan dalam Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMPONI PPA).
Baca Juga: Rektor Uhamka Kukuhkan Prima Gusti Yanti Sebagai Guru Besar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Data (SIMPONI PPA) menyebutkan, dalam kurun waktu 1 Januari hingga 31 Juli 2020 terdapat 4.615 kasus kekerasan yang terbagi atas 3.296 kasus kekerasan terhadap korban perempuan dan 1.319 kasus kekerasan terhadap laki-laki.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Lemlitbang) Uhamka Suswandari mengatakan, dalam kekerasan itu yang paling banyak sebagai korban adalah perempuan.
Namun demikian, menurut Suswandari, bukan berarti laki-laki tidak pernah menjadi korban dan dalam hal ini bukan pula bermaksud untuk menghakimi laki-laki.
“Dalam berinteraksi, kita tidak boleh melanggar koridor. Kita bisa menjadi manusia yang damai dan harmonis,” ujar Suswandari, dalam keterangannya, Minggu (29/11/2020), saat menjadi narasumber pada seminar nasional yang dihadiri 500 peserta daring.
Seminar yang digelar Uhamka bersama United Nations Development Programme (UNDP) itu menjelaskan, dengan adanya perdamaian antara perempuan dan laki-laki maka dalam bersosial akan nyaman serta aman, sehingga tak lagi bersedih dan tetap semangat belajar.
Suswandari melanjutkan, bersama remaja generasi milineal tengah mengkampanyekan untuk mendorong penghapusan kekerasan terhadap perempuan.
Termasuk bersama UNDP di berbagai negara berkampanye selama 16 hari tanpa kekerasan terhitung sejak 25 November hingga 10 Desember 2020.
Penulis : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV