Ilmuwan Ungkap 3 Cara Oknum Buat Madu Palsu
Berita kompas tv | 14 November 2020, 11:49 WIBJAKARTA, KOMPAS.T V – Banyaknya madu palsu yang beredar membuat masyarakat khawatir akan dampak yang ditimbulkan.
Bagaimana tidak, jika madu palsu tersebut mengandung bahan-bahan yang berbahaya, akan menimbulkan kerusakan pada tubuh.
Pakar madu sekaligus penelitik produk-produk lebah madu di laboratorium Rekayasa industri Bio Proses, Departemen Teknik Kimia, Universitas Indonesia, Dr. Muhammad Sahlan menyebut, ada tiga cara yang biasa dilakukan untuk membuat madu palsu.
Baca Juga: Sulitnya Membedakan Madu Asli dan Palsu, Ini Cara Terbaik Agar Tidak Tertipu Saat Beli Madu!!
- Dibuat menggunakan cairan manis, gula dan sebagainya, kemudian dicampur dengan bahan-bahan lain supaya terlihat seperti madu
- Yang kedua, madu oplosan. Artinya madunya asli tapi ditambahkan dengan gula dan lain sebagainya, supaya kuantitinya semakin banyak.
- Lebahnya dikasih makan gula, kemudian dia menghasilkan madu tapi bukan dari tumbuhan, tetapi dari gula. Itu juga kami kategorikan sebagai madu palsu, ungkap Sahlan saat diwawancara Kompas TV.
Sahlan menyebut, ketiga jenis madu tersebut dapat berbahaya bagi tubuh. Seberapa besar tingkat bahanya tergantung dari jenis zat yang dikandung.
“Kalau gula, dia bisa menyebabkan obesitas, penderita diabetes semakin parah” tambahnya.
Sahlan menyebut, madu asli akan memiliki gelembung udara di bagian atasnya, karena memiliki kadar oksigen.
“Di awal itu kalau madu asli, sebenarnya biasanya mengeluarkan gelembung udara. Memang salah satu ciri dari madu”, ungkap Sahlan saat diwawancarai Kompas TV.
Meski demikian, para pemasok madu palsu pun mencoba memanipulasi hal tersebut, dengan menambahkan kadar CO2 di pada madu tersebut, sehingga juga menghasilkan gelembung udara.
Akibatnya, membedakan madu asli dan palsu menjadi semakin sulit.
“Yang jadi masalah adalah yang palsu pun sama, mereka menggunakan metode yang bisa menghasilkan gas, gas yang keluar biasanya adalah carbon dioksida”, tambahnya.
Penulis : Abdur-Rahim
Sumber : Kompas TV