> >

Anak Buah Brigjen Prasetijo Jelaskan Kronologi Perintah Bakar Surat Jalan Djoko Tjandra

Hukum | 10 November 2020, 20:50 WIB
Jhony Andrijanto mengaku membakar dokumen surat jalan palsu Djoko Tjandra atas perintah Brigjen Pol Prasetijo Utomo, Selasa (10/11/2020). (Sumber: Tribunnews.com/ Danang Triatmojo)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Kompol Jhony Andrijanto mengakui Brigjen Pol Prasetijo Utomo memerintahkan dirinya untuk membakar surat jalan palsu yang digunakan Joko Soegiarto Tjandra alias Djoko Tjandra ke Indonesia.

Hal itu dilontarkan Jhony saat menjadi saksi kasus surat jalan palsu di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (10/11/2020).

Jhony yang menjabat Kepala Biro Koordinasi dan Pengawasan PPNS Bareskrim Polri ini menjelaskan awal mula perintah untuk membakar surat jalan palsu itu dilakukan Brigjen Prasetijo melalui sambungan telepon.

Baca Juga: Irjen Napoleon Bonaparte dan Brigjen Prasetijo Utomo Didakwa Menerima Suap dari Djoko Tjandra

Saat itu, Jhony menyatakan bahwa surat asli yang digunakan untuk mengurus perjalanan Djoko Tjandra dari Pontianak ke Jakarta itu masih tersimpan dalam mobilnya.

Tak lama mendapat kepastian posis surat tesebut, Prasetijo pun meminta Jhony untuk membakar surat tersebut.

Usai mendapat perintah, Jhony langsung membakarnya di pekarangan rumah rekannya bernama Suryana yang berada di Jalan Aria Suryalaga, Bogor, Jawa Barat pada 8 Juli 2020.

"Betul apa yang memang saya katakan dalam BAP (soal pembakaran). Jadi semua saya lakukan karena perintah," ungkap Jhony.

Lebih lanjut Jhony mengaku dirinya sempat mendokumentasikan upaya menghilangkan barang bukti tersebut melalui telepon genggamnya.

Baca Juga: Saat Bersaksi di Sidang Terdakwa Jaksa Pinangki, Djoko Tjandra Menangis dan Terbata-bata

Dokumentasi pembakaran surat jalan Djoko Tjandra tersebut diberikan Jhony saat menghadap Brigjen Prasetijo di ruangannya.

“Jam 2 siang saya ke ruang beliau, saya tunjukkan ke beliau. Saya lihatkan HP saya, 'Izin jenderal, perintah sudah saya laksanakan', (dijawab Prasetijo) 'Oh iya bagus', beliau jawab gitu," ujar Jhony.

Upaya menghilangkan barang bukti ini tertulis dalam surat dakwaan Brigjen Prasetijo yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum. Hal itu dilakukan untuk menutupi penyidikan pemalsuan yang dilakukan Prasetijo.

Jenderal bintang satu itu juga bermaksud menghilangkan barang bukti yang menerangkan bahwa dirinya bersama Jhony ikut menjemput Djoko Tjandra.

Baca Juga: Peran Adi Irwan Jadi Perantara Suap Djoko Tjandra ke Jaksa Pinangki

Brigjen Prasetijo diancam pasal 263 ayat (1) KUHPidana jo Pasal 55 ayat 1 KUHPidana Jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana dan atau Pasal 263 ayat (2) KUHPidana Jo Pasal 64 ayat (1) KUHPidana.

Ia juga dikenakan pasal 426 ayat (1) KUHPidana jo Pasal 64 ayat 1 KUHPidana. Ketiga, Pasal 221 ayat (1) ke-2 KUHPidana jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidana.

 

Penulis : Johannes-Mangihot

Sumber : Kompas TV


TERBARU