Pendeta Yeremia Diduga Disiksa Oknum TNI, Masih Hidup 6 Jam Usai Ditembak dan Dijerat Sebelum Tewas
Hukum | 3 November 2020, 16:38 WIBSebab, proses pencairan senjata dilakukan pascatewasnya seorang anggota TNI bernama Serka Sahlan dan senjatanya dirampas oleh TPNPB/OPM.
Saat anggota TNI mengumpulkan warga Hitadipa pada pagi hari untuk pencarian senjata Serka Sahlan, terduga pelaku sempat menyebut nama korban pendeta Yeremia.
Untuk itu, terduga pelaku diduga sudah menjadikan Pendeta Yeremia sebagai target.
Baca Juga: Haris Azhar: Dua Oknum TNI Terlibat Penembakan Pendeta Yeremias
"Hal ini secara tegas disampaikan oleh Alpius, anggota TNI Koramil Hitadipa, yang menyebutkan nama Pendeta Yeremia Zanambani sebagai salah satu musuhnya,” ujar Anam.
Pengaburan Fakta
Komnas HAM juga menemukan adanya upaya untuk mengalihkan fakta terkait penembakan terhadap korban.
Hal itu terlihat dari banyaknya tembakan dengan diameter beragam dan arah yang acak di TKP dan sekitarnya. Tembakan dilepaskan pada jarak 9-10 meter dari luar TKP.
"Kami yakini ini pengalihan sudut tembakan untuk pengalihan bahwa ini tidak dilakukan dalam jarak pendek,” ucap Anam.
Tak hanya itu, sebuah proyektil peluru hilang dari balok kayu di TKP.
Komnas HAM sudah mengonfirmasi hal itu kepada aparat kepolisian yang berada di lokasi sebelum tim Komnas HAM.
Baca Juga: TGPF Ungkap Adanya Dugaan Keterlibatan Oknum Anggota TNI dalam Penembakan Pendeta Yeremia di Papua
Namun, aparat kepolisian tidak mengambil proyektil peluru di balok kayu, tetapi proyektil di bawah tungku.
"Sehingga ini penting bagi kami untuk menanyakan ke mana proyektil yang ada dalam balok kayu karena itu jelas sekali diambil setelah kejadian,” ujar dia.
Tanggapan TNI
Sementara itu, Kepala Penerangan (Kapen) Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa menanggapi dugaan keterlibatan petinggi Koramil Hitadipa bahwa TNI akan menindak tegas prajurit yang terlibat.
"Kalau memang terbukti ada oknum aparat terlibat maka TNI akan menindak tegas terhadap oknum aparat tersebut sesuai hukum yang berlaku," ujarnya dalam keterangannya.
Suriastawa menghormati hasil investigasi yang dilakukan Komnas HAM tersebut. Namun, pihaknya kini masih menunggu pendalaman atas temuan TGPF.
"Sah-sah saja bilang terduga karena belum ada bukti kuat dan saat ini sedang dilakukan pendalaman oleh TGPF terhadap masalah ini sehingga sebaiknya kita tunggu hasil nyatanya," kata Suriastawa.
Penulis : Tito-Dirhantoro
Sumber : Kompas TV