> >

Pengakuan Kades soal Warga Lihat Terpidana Cai Changpan Sebelum Tewas: ke Sini Lewat Hutan

Peristiwa | 19 Oktober 2020, 11:32 WIB
Terpidana mati Cai Changpan aliasi Cai Ji Fan alias Antoni ditemukan tewas gantung diri. Cai Changpan merupakan napi yang kabur dari Lapas Klas I Tangerang pada 14 September 2020. (Sumber: dok. Dttipidnarkoba Bareskrim Polri)

Pencarian dilakukan dari setiap desa hingga masuk ke dalam hutan di pegunungan. Warga pun ikut memberi petunjuk selama pencarian berlangsung.

Dari beberapa keterangan, Cai Changpan memiliki sejumlah bidang tanah dan mempunyai usaha pembakaran ban. Usaha pembakaran ban itu dikelola istrinya.

Namun, tanah dan gudang pembakaran ban itu sudah dijual sejak Cai Changpan mendekam di penjara.

"Pas dia tertangkap dulu (kasus narkoba) itu, langsung dia jual (tanah dan usaha pembakaran ban). Jadi kepolisian sudah feeling mungkin pasti akan ke wilayah kita karena dia (Cai Changpan) pernah punya tanah di sini," ungkap Abdul.

Sehari sebelum penemuan jenazah, seorang warga melihat Cai Changpan masuk ke gudang pembakaran itu.

Ia melewati hutan di antara gunung. Berdasarkan informasi dari warga itu, polisi langsung mengejar Cai Changpan.

"(Sehari ditemukan) iya hari Jumat, ada warga yang lihat (Cai Changpan) dia ke sini lewat hutan di wilayah gunung di desa ini. Malam Sabtu langsung penjagaan ketat perintah dari Kapolsek dan Alhamdulillah kemarin ada titik temunya," ujar dia.

Atas kejadian itu, Abdul meminta warganya lebih hati-hati menerima tamu dari luar daerah.

Sementara itu, Kapolsek Jasinga AKP Lukito Sadoto membenarkan informasi tersebut. Namun, Lukito enggan bicara lebih banyak terkait kasus itu.

"Kalau TKP memang benar di wilayah kita, jadi kami mendampingi. Langsung ke Polda Metro Jaya," singkat Lukito melalui pesan kepada Kompas.com.

Baca Juga: Detik-detik Polisi Temukan Cai Changpan Gantung Diri di Hutan, Sempat Ancam Satpam Sebelum Tewas

Aset Dijual

Camat Jasinga Hidayat Saputradinata membenarkan bahwa Antoni alias Cai Changpan mempunyai sejumlah tanah dan bisnis pembakaran ban di kawasan itu. Namun, sejumlah aset itu dijual pada 2018.

"Dulu itu dia ke sini memang cari tempat baru selain di tempat istrinya di Tenjo itu. Mafia narkoba kan gimana caranya biar lolos dan dia hafal lokasi di sini," kata Hidayat kepada Kompas.com.

Hidayat menjelaskan, pabrik pembakaran ban yang merupakan tempat penemuan jenazah Cai Changpan itu sudah tak aktif sejak beberapa bulan lalu.

Sebab, tim pengawas Lembaga Masyarakat Desa Hutan mendapat banyak pengaduan dari masyarakat terkait polusi dari gudang itu.

Pengaduan itu ditindaklanjuti. Tim tak menemukan izin bangunan dan aktivitas gudang itu.

"TKP sekarang itu yang punya orang lain dan pembakaran ban udah lama ditutup. Tidak aktif. Nah untuk yang ngontrak masih dicari tapi memang di lokasi itu ada penjaganya," bebernya.

Menurutnya, gudang pembakaran ban itu dicurigai karena polisi pernah menemukan beberapa kilogram narkoba jenis sabu pada 2015.

"Tahun 2015 ditemukan sabu sekian kilo tapi itu dulu, pernah ada di sini (tempat pembakaran ban)," ucap dia.

Menurut Hidayat, polisi mengetahui keberadaan narapidana itu lewat keterangan istri Cai Changpan berinisial N.

Pasalnya, Cai Changpansempat memiliki usaha pembakaran ban yang dikelola istrinya.

"Nah aset yang sebenarnya punya dia sekarang ada di Tenjo di tempat istrinya, nah Jasinga ini hanya jadi tempat pelarian saja (dulu punya usaha di Jasinga). Istrinya yang tahu segala sesuatunya karena dia punya duit," jelas dia.

Baca Juga: Kronologi Ditemukannya Cai Changpan, Napi yang Kabur dari Lapas Tangerang

Penulis : fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU