Pidato Pertama Jokowi di Sidang Umum PBB: Hilangkan Rivalitas Penanganan Covid-19
Peristiwa | 23 September 2020, 09:12 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti penanganan Covid-19 saat berpidato dalam Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-75 secara virtual, Rabu (23/9/2020).
Jokowi menyatakan bahwa hingga kini masih ada rivalitas antarnegara dalam penanganan Covid-19. Padahal hal tersebut semestinya tak boleh terjadi.
Dalam menghadapi pandemi Covid-19, lanjutnya, yang dibutuhkan saat ini ialah persatuan seluruh negara anggota PBB.
Baca Juga: Pertama Kali, Presiden Jokowi akan Pidato di Sidang Umum PBB
"Kita semua prihatin melihat situasi ini. Keprihatinan kita menjadi semakin besar di saat pandemi Covid-19 ini. Di saat seharusnya kita semua bersatu-padu bekerja sama melawan pandemi yang justru kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin menanjak," kata Jokowi lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden.
"Padahal kita seharusnya bersatu padu selalu menggunakan pendekatan win win pada hubungan antar negara yang saling menguntungkan," lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta dan Wali Kota Solo itu.
Jokowi menambahkan, dampak dari pandemi Covid-19 sangat sangat besar baik dari sisi kesehatan maupun sosial ekonomi.
Ia pun menyebut bahwa virus corona tidak mengenal batas negara sehingga tak ada yang aman mendahului yang lain.
Dengan demikian semua negara harus saling membantu dalam penanganan Covid-19.
"Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi maka saya khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan goyah atau bahkan akan sirna. Dunia yang damai dan sejahtera semakin sulit diwujudkan," lanjut Presiden.
Baca Juga: Presiden Jokowi Akan Pidato di Sidang Umum PBB untuk Pertama kalinya
Diketahui, ini adalah kali pertama Jokowi menyampaikan pidato di forum internasional tersebut.
Saat periode pertama masa jabatan, Jokowi selalu mengutus mantan Wapres Jusuf Kalla ke pertemuan sidang umum PBB.
Pidato Jokowi disampaikan pada pukul 06.55 WIB atau Selasa (23/9) 18.55 waktu New York yang merupakan markas PBB. Pidato Jokowi menggunakan bahasa Indonesia.
SMU PBB ini berlangsung pada 15 September hingga 2 Oktober 2020.
Selain Presiden Jokowi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati, dan Retno sendiri juga akan menyampaikan pidatonya secara virtual.
"Pertemuan tingkat tinggi SMU PBB kali ini akan dilaksanakan secara hybrid, yakni secara bentuk fisik dan virtual," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Sedangkan pertemuan fisik di markas besar PBB hanya dapat diikuti oleh perwakilan masing-masing negara yang berkedudukan di New York.
Baca Juga: Indonesia dan Presiden Jokowi Berperan Penting di Sidang Majelis Umum PBB ke-75
Penulis : fadhilah
Sumber : Kompas TV