> >

Eco-Enzyme, Pembersih Serbaguna dari Sampah Organik, Begini Cara Membuatnya!

Kesehatan | 11 September 2020, 08:00 WIB
Eco Enzyme (Sumber: Dok Pribadi/Roy Ilman)

Penulis: Roy Ilman

KOMPAS.TV - Perlu bertahun-tahun lamanya bagi alam untuk dapat mengurai sampahnya sendiri yang setiap hari diciptakan manusia.

Selama masih ada manusia, kebutuhan akan lahan tempat akhir pembuangan sampah (TPA) akan terus mendesak dan sesak, jika tidak ditangani dengan baik.

Manusia ikut andil menumbuhkan kesadaran bahwa sampah adalah alasan dari serangkaian kerusakan, kesemerawutan, pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan, hingga menyebabkan kematian, di berbagai kasus pengolahan sampah.

Baca Juga: Unesa Buat Robot Kece Bantu Tenaga Medis Tangani Pasien Covid-19

Secara terang-terangan atau mungkin sembunyi-sembunyi, sejumlah negara “membuang” sampah ke negara lain dengan alih “barang dagang ekspor”.

Setidaknya, pada 1980-an Dr. Rosukan Poompanvong, pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailland, mengembangkan cara yang disebut dengan Eco-Enzyme.

Singkatnya, Eco-Enzyme adalah cara untuk mengubah sampah organik, sampah rumah tangga, menjadi larutan yang begitu banyak manfaatnya. 

Sebanyak 70% sampah yang terbuang di TPA adalah sampah organik. Sampah organik di TPA menimbulkan bau tidak sedap di lingkungan serta memberi risiko terjadinya ledakan TPA.

Pembusukan sampah organik juga menghasilkan gas metana yang menjadi salah satu untuk efek rumah kaca.

Kemudian, pengetahuan dan cara aplikasi Eco-Enzyme sendiri lebih luas diperkenalkan oleh Dr. Joean Oon. Ia seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia.

Baca Juga: Inovatif! Hand Sanitizer dan Disinfektan dari Sampah Organik

Dengan kandungan serta khasiat yang dimiliki, Eco-Enzyme bahkan bisa menjadi sebagai alternatif penangkal radiasi, dengan cara cukup dimasukkan ke dalam botol dan diletakkan di dekat perangkat elektronik.

Eco-Enzyme sendiri adalah cara untuk menumbuhkan atau menimbulkan Pitera dan Mama Enzyme. Pitera adalah sejenis jamur baik yang dihasilkan dari pembuatan Eco-Enzyme, sedangkan Mama Enzyme adalah “biang” penghasil enzyme itu sendiri dari limbah organik.

Ternyata Eco-Enzyme sangat mudah diciptakan, lho! Berikut ini adalah cara membuat Eco-Enzyme sendiri!

1. Siapkan molase atau unsur gula alami yang terkandung pada perasan tebu, gula aren, gula kelapa, atau gula dari buah lontar.

2. Siapkan wadah plastik dengan mulut yang besar seperti drum atau toples yang besar sehingga bahan mudah dimasukkan.

3. Sampah organik itu sendiri bisa dari campuran jenis-jenis sisa buah, kulit buah yang terdiri dari berbagai jenis, atau sisa aneka sayur yang belum diolah menjadi masakan. Hal ini menjadi salah satu yang menentukan, karena semakin banyak sisa sayur dan buah terkandung di dalam campuran, maka semakin kaya enzyme yang dihasilkan.

Baca Juga: Unik! Ulat Maggot atau Belatung Jadi Solusi Atasi Sampah Organik

Sebenarnya tidak ada takaran resmi dalam membuat Eco-Enzyme. Namun, rata-rata dalam penerapannya adalah menggunakan rumusan 1:3:10 - Molase:sampah:air. Sementara itu, secara umum kadar air adalah 60% dari kapasitas media tampung.

Setelah semua unsur di atas dicampur, tutup rapat hingga kedap udara. Tandai tanggal pembuatan agar bisa dipanen 3 bulan berikutnya.

Pada hari ketujuh, aduk campuran untuk membuang gas yang tercipta dari proses pembusukan. Sementara, pada hari ke-40, aduk untuk melihat apakah proses buih jamur Pitera dan Mama Enzyme pada permukaan campuran serta aromanya yang mengandung alkohol.

Kembali aduk pada hari ke-90 untuk melihat apakah sudah beraroma wangi khas fermentasi dan kadar ph di bawah 4.0. Jika sesuai, maka Eco-Enzyme siap dipanen. Sebagai sumber ion negatif, Eco-Enzyme ampuh untuk memperbaiki kualitas udara, menyuburkan tanah yang gersang atau sulit ditanam.

Baca Juga: Olahan Sampah Organik Tembus Pasar Eropa

Selain itu, dapat digunakan pula untuk pembersih lantai atau menjadi sabun serta pupuk seluruh tanaman.

Eco-Enzyme pun dapat menjadi alternatif bagi petani untuk meningkatkan kualitas hasil tanam dari bahan kimia sehingga aman untuk dikonsumsi.

Penulis : Desy-Hartini

Sumber : Kompas TV


TERBARU