> >

Erick Thohir: Industri Kesehatan Indonesia Tidak Lagi Jago Kandang

Update corona | 23 Agustus 2020, 12:06 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir. (Sumber: Istimewa)

"Ini kerja sama yang win-win, menang-menang, bahwa Bio Farma bukan tukang jahit, tapi kesepakatan Bio Farma dengan Sinovac ada namanya transfer knowledge, transfer teknologi, ini yang perlu digarisbawahi," ujar Erick saat konferensi pers virtual, Kamis (20/8/2020) malam.

Hal yang sama juga ditekankan dalam kunjungan Erick dengan Vice President Sinopharm dan Vice President Cansino. Sinopharm dan Cansin juga perusahaan yang tengah mengembangkan vaksin Covid-19.

Diketahui, Sinopharm dan Group 42 (G42) asal Uni Emirat Arab (UEA) telah melakukan uji klinis fase 3 vaksin Covid-19. Sementara CanSino baru saja mendapat izin paten kandidat vaksin Covid-19 Ad5-nCOV pada 11 Agustus 2020.

"Kita memastikan transfer teknologi itu bukan hanya sekadar membeli, dan ini yang saya harapkan bahwa kita semua agar bisa segera bangkit dari Covid-19 sesuai dengan timeline yang sudah dipastikan ibu Menlu tadi, bagaimana imunisasi massal buat bangsa Indonesia bisa segera awal tahun depan," jelas Erick Thohir.

Baca Juga: Isi Perjanjian Bio Farma dengan Sinovac soal Pesanan 40 Juta Vaksin Mulai November 2020

Diketahui sebelumnya, Erick Thohir bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertolak ke China, Kamis (20/8/2020). Keduanya bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi serta perusahaan vaksin asal China, Sinovac.

Mereka menyaksikan penandatanganan MoU antara Sinovac dan Bio Farma. Pada MoU tersebut, Sinovac dan Bio Farma menyepakati dua hal.

Pertama, menyepakati prelimanary agreement of purchase and supply of bulk product of Covid-19 vaccine.

Ini merupakan komitmen perjanjian awal di mana Sinovac akan menyediakan bulk vaksin kepada Bio Farma hingga 40 juta dosis vaksin mulai November 2020 hingga Maret 2021.

Sebagai informasi, bulk vaccine adalah bahan aktif farmasi dari suatu vaksin.

Kemudian yang kedua, MoU untuk komitmen kapasitas bulk vaccine 2021. Dalam hal ini Sinovac akan memberi prioritas untuk suplai bulk vaccine setelah Maret 2021 hingga akhir 2021.

Penulis : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU