> >

Sembelit dan BAB Keras saat Puasa Ramadan, Kenali Penyebab dan Solusinya

Kesehatan | 17 Maret 2025, 14:52 WIB
Sembelit dan BAB Keras saat Puasa Ramadan Kenali Penyebab dan Solusinya
Perubahan gaya hidup seperti puasa selama 1 bulan, dapat mengakibatkan masalah pencernaan,(Sumber: Shutterstock/Seasontime)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Selama bulan Ramadan, umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa.  Bagi sebagian orang yang menjalani puasa, perubahan gaya hidup yang tiba-tiba dapat mengakibatkan masalah pencernaan, seperti sembelit.

Durasi puasa berbeda-beda tergantung lokasi, berkisar antara 11 hingga 17 jam. Di Indonesia sendiri, umat Islam berpuasa sekitar 13 jam setiap harinya.

Perubahan pola makan dan rutinitas selama bulan suci ini, termasuk kurangnya waktu tidur akibat ibadah malam, dapat mempengaruhi sistem pencernaan. Salah satu gangguan yang sering dialami adalah sembelit atau konstipasi.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Iranian Red Crescent Medical Journal mengungkapkan bahwa mereka yang berpuasa lebih rentan mengalami sembelit, kembung, serta rasa penuh di perut.

Baca Juga: Resep Kue Kering Kacang Tanah Bulan Sabit, Camilan Spesial untuk Lebaran

Meski kondisi ini umum terjadi, sembelit saat puasa bukanlah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Dikutip dari Health, para ahli gizi membagikan beberapa tips untuk mengurangi risiko konstipasi selama bulan Ramadhan.

Mengutip National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, sembelit terjadi ketika seseorang buang air besar (BAB) kurang dari tiga kali dalam seminggu. Gejalanya meliputi tinja yang keras, sulit dikeluarkan, dan sering kali menimbulkan rasa tidak tuntas setelah BAB.

Sembelit dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk pola makan, kurangnya cairan, aktivitas fisik yang minim, serta stres. Selama Ramadan, banyak orang mengalami sembelit karena perubahan drastis dalam pola makan dan rutinitas harian.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam "Journal of Religion and Health"  tahun 2017 juga menunjukkan bahwa mereka yang menjalankan puasa cenderung mengalami peningkatan frekuensi dan tingkat keparahan sembelit.

Ahli gizi Samina Qureshi, RDN, yang memiliki pengalaman menangani pasien Muslim dengan gangguan pencernaan seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS), juga mengamati hal ini.

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU