Bukan Nastar atau Kastengel, Ini Kue Lebaran Orang Indonesia Sebelum Era Kolonial
Kuliner | 14 Maret 2025, 07:10 WIB
JAKARTA, KOMPAS.TV - Saat ini nastar, kastengel, putri salju, kue kacang, dan aneka varian kue kering lainnya agaknya telah menjadi sajian khas hari raya Idulfitri atau Lebaran masyarakat Indonesia.
Tak salah jika setiap bulan Ramadan tiba keberadaan berbagai macam kue kering ini sangat mudah ditemui di pasaran.
Namun tahukah Anda, pada zaman dahulu, masyarakat Indonesia sama sekali tak mengenal kue kering, bahkan menyajikannya saat Lebaran tiba.
Baca Juga: Resep Cookies Matcha, Kue Kering Modern untuk Lebaran
Menurut Sejarawan Kuliner, Fadly Rahman, tradisi menyajikan kue kering baru muncul saat masa kolonial Belanda.
“Dulu masyarakat Indonesia menyajikan kudapan-kudapan daerah, seperti yang kita kenal sekarang saat Lebaran. Seperti opak, kue apem, rengginang yang sekarang itu sebetulnya masih ada memang. Namun mereka berada di belakang bayang-bayang kue-kue Eropa ya seperti kastengel nastar yang sering kita jumpai sekarang yang dianggap lebih modern, lebih trendy,” ujar Fadly mengutip KompasTravel.
Kue-kue kering yang dikenal masyarakat Indonesia saat ini pertama kali diproduksi di Indonesia oleh orang Belanda.
“Bagaimana prosesnya bisa menjadi hidangan Lebaran ini tidak bisa dilepaskan dari interaksi sosial budaya masyarakat Islam Indonesia, dengan orang-orang Eropa. Dan pada masa abad ke-19 hingga 20 pengaruh budaya Eropa dalam hal kuliner itu begitu banyak diserap oleh masyarakat Indonesia. Diantaranya aneka kue yang secara nama saja itu bukan nama Indonesia begitu,” paparnya.
Sejak saat itulah, sebagian masyarakat Indonesia mulai terpengaruh budaya kuliner Belanda dan mengalami perubahan selera.
Bahkan, menyajikan kue-kue kering di hari Lebaran juga dapat menunjukkan derajat sosial seseorang.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas Travel