Benarkah Minum Kopi atau Minuman Energi Hilangkan Ngantuk saat Nyetir? Berikut Tips Aman dari Pakar
Travel | 18 Desember 2024, 22:52 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ratusan kilometer ditempuh tatkala kita pergi berlibur di momen Natal dan Tahun Baru atau Nataru kali ini. Belum lagi kemacetan yang dihadapi lantaran tingginya volume kendaraan, sehingga pengemudi harus meningkatkan kewaspadaan.
Dokter Praktisi Kesehatan, dr Andreas Prasadja mengingatkan, mengemudi dalam kondisi mengantuk sangat berbahaya. Bahkan, disebutkan bahwa berkendara dalam kondisi mengantuk lebih berbahaya dibandingkan mabuk.
“Karena kemampuan dalam berkonsentrasi jelek, kewaspadaan buruk, respons reflek buruk,” ujar Andreas, seperti dikutip dari Kompas.com.
Seseorang yang mengalami microsleep atau tertidur sejenak dalam kecepatan tinggi jelas berbahaya. Selain itu, beberapa kondisi orang dengan penyakit tidur juga berbahaya seperti hypersomnia dan sleep apnea.
Baca Juga: Tips Usir Ngantuk saat Jalan-jalan Jauh Naik Motor
“Orang ngantuk karena kurang tidur jelas, tapi ada orang dengan penyakit-penyakit tidur menyebabkan dia ngantuk terus, mau tidur berapa jam pun tetap enggak segar. Paling banyak sleep apnea, tandanya mengorok,” papar dia.
Menurut Andreas, pendengkur mempunyai risiko kecelakaan 15 kali lipat lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak mendengkur. Sehingga, sebenarnya orang dengan sleep apnea tidak boleh mengemudi hingga sembuh.
Tanda mengantuk saat menyetir Andreas menegaskan, tidak ada cara lain untuk menangani ngantuk selain tidur. Apabila seseorang sudah merasakan kantuk, maka sebaiknya beristirahat dengan tidur minimal 30 menit.
“Idealnya (jika mengantuk) tidur sekitar 30 menit baru melanjutkan perjalanan,” jelas dia.
Setelah menempuh perjalanan selama 2 hingga 3 jam, pengemudi harus beristirahat, seperti stretching atau peregangan otot. Beberapa tanda mengantuk yang sudah berbahaya seperti menguap, menyandarkan kepala ke head rest, tidak sadar melewati beberapa rambu, mata berair, hingga tidak teringat kejadian 5-10 menit ke belakang.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas.com