> >

Ingat, Ini 4 Kebiasaan Buruk Dapat Meningkatkan Risiko Stroke di Usia Muda

Kesehatan | 29 November 2024, 04:00 WIB
Ilustrasi seseorang terkena stroke dilihat dari senyuman (Sumber: Mayo Clinic)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Stroke adalah penyakit yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang. Kondisi ini dapat terjadi karena penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). 

Stroke merupakan kondisi gawat darurat medis yang membutuhkan penanganan secepat mungkin. Mulanya, penyakit ini menyerang orang yang berusia lanjut, namun terjadi peningkatan kasus stroke di kalangan usia muda dalam beberapa tahun terakhir.

Melansir laman lembaga kesehatan Amerika Center For Disease Control (cdc.gov), prevalensi stroke meningkat hampir 8 persen. Pasien stroke di usia muda dengan rentang usia 18 hingga 44 tahun. 

Baca Juga: Daftar 5 Makanan yang Baik untuk Penderita Stroke

Meningkatnya prevalensi stroke pada usia muda tidak terlepas dari kebiasaan sehari-hari yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi kesehatan pembuluh darah dan otak. Melansir laman Healthline, berikut beberapa kebiasaan buruk yang meningkatkan risiko stroke di usia muda.

1. Konsumsi Makanan Cepat Saji

Kebiasaan konsumsi cepat saji menjadi kebiasaan sederhana yang dapat meningkatkan risiko stroke di usia muda. Makanan cepat saji cenderung tinggi garam, lemak trans, dan gula.

Pola makan seperti ini meningkatkan risiko obesitas, hipertensi, dan diabetes, yang semuanya merupakan faktor risiko utama stroke.

2. Mager

Mager atau malas gerak juga dapat meningkatkan risiko stroke di usia muda. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan metabolisme tubuh melambat.

Hal ini juga meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, obesitas, dan gangguan metabolisme lainnya yang dapat memicu stroke.

3. Tidak Mengelola Stres

Tidak mengelola stres dengan baik juga dapat meningkatkan risiko stroke di usia muda. Ketika kita stres, tubuh melepaskan hormon seperti adrenalin dan kortisol. 

Hormon-hormon ini memicu respons "fight or flight" yang membuat jantung berdetak lebih cepat dan pembuluh darah menyempit. Jika kondisi stres berlangsung lama, tekanan darah akan terus meningkat dan dapat menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah pecah. Kondisi ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, atau aneurisma.

4. Pola Tidur Buruk

Tidur yang tidak cukup atau pola tidur yang buruk dapat meningkatkan tekanan darah dan kadar kortisol (hormon stres). Hormon ini menyebabkan pembuluh darah menyempit, sehingga tekanan darah meningkat. 

Baca Juga: Benarkah Kurang Minum Air Putih Bisa Sebabkan Stroke?

Kondisi ini jika berlangsung dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kerusakan organ lainnya. Kurang tidur juga mengganggu fungsi endotel, lapisan dalam pembuluh darah yang mengatur tekanan darah dan peradangan. 

Disfungsi endotel ini dapat mempercepat proses aterosklerosis (penumpukan plak pada dinding arteri).

Nah, saatnya serius jaga kesehatan.

 

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU