> >

Sumber Karbohidrat Banyak, Pakar Kesehatan Sebut Program Makan Bergizi Gratis Tak Melulu Harus Nasi

Kesehatan | 10 November 2024, 08:00 WIB
Foto ilustrasi sejumlah siswa menikmati makan siang dalam uji coba program Makan Bergizi Gratis di sebuah sekolah. (Sumber: Kompas/Priyambodo)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Guru besar di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. dr. Rini Sekartini Sp. A(K) mengatakan, makanan dengan kandungan karbohidrat setara nasi bisa menjadi opsi lain dalam menyediakan sarapan atau makan siang gratis untuk siswa sekolah dalam Program Makan Bergizi Gratis yang akan dilaksanakan oleh pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ini.

Pakar menyebu artinya, tak melulu harus nasi juga bisa.

"Bisa diganti, boleh roti, boleh mi, boleh kentang, ubi," kata Prof. Rini di sela acara Media Scientific Workshop Seanuts II bersama Frisian Flag di Jakarta, Jumat (8/11/2024) mengutip Antara.

Baca Juga: Ini Waktu yang Tepat Cek Gula Darah Penderita Diabetes Tipe 1 dan 2

Takaran dan porsi sumber karbohidrat dalam menu makan siswa sekolah, menurut dia, dapat disesuaikan dengan rata-rata berat badan serta kebutuhan kalori harian anak.

Ia memberikan gambaran, kalau anak membutuhkan sekitar 1.500 kalori dalam sehari maka makanannya dalam sekali makan semestinya mengandung kurang lebih 400 kalori dari sumber karbohidrat dan protein serta tambahan kalori dari kudapan.

Prof. Rini mengingatkan bahwa sebaiknya tidak ada dua jenis sumber karbohidrat dalam satu porsi makanan.

"Jadi cukup satu. Kalau protein boleh lebih dari satu sumber, misalnya telur dan ayam itu boleh," ungkapnya.

Kalau ada penambahan sumber karbohidrat berupa ubi atau kentang dalam sajian makanan, ia melanjutkan, maka sebaiknya ditakar jumlahnya dan dihitung sebagai pengganti sebagian nasi.

"Jumlahnya harus ditimbang, biasanya makan berapa sendok nasi itu berapa gram, berapa kalori," tutur Prof. Rini.

Dia mengemukakan bahwa mengganti nasi dengan sumber karbohidrat yang lain bisa melatih anak untuk mengenali dan merasakan beragam makanan.

Selain merancang pilihan dan takaran sumber karbohidrat, dalam menyiapkan menu makanan anak penyediaan sumber protein juga perlu diperhatikan.

Baca Juga: 5 Rekomendasi IDI untuk Dukung Program Pemerintah Cek Kesehatan Gratis

Menurut Prof. Rini, anak usia dua tahun sampai remaja perlu mengonsumsi susu setidaknya 500 cc sehari.

Dia juga menyampaikan pentingnya memperhatikan pemenuhan kebutuhan gizi anak dalam penyediaan makanan guna menghindari masalah seperti obesitas, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan gangguan kesehatan yang lain.

 

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Gading-Persada

Sumber : Antara


TERBARU