6 Bahaya Konsumsi Makanan Tinggi Pengawet Berlebihan seperti Latiao
Kesehatan | 5 November 2024, 22:30 WIBKonsumsi makanan tinggi pengawet secara berlebihan juga meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal. Bahan pengawet makanan yang mengandung garam tinggi, turut meningkatkan tekanan darah di dalam tubuh.
Tekanan darah yang tinggi akan membebani kerja ginjal dalam menyaring darah.
4. Gangguan jantung
Salah satu dampak pengawet makanan terhadap kesehatan bila dikonsumsi berlebihan adalah dapat meningkatkan risiko gangguan jantung. Bahan pengawet makanan, terutama yang mengandung garam, dapat menyebabkan pembuluh arteri mengeras dan menyempit hingga memicu tekanan darah tinggi (hipertensi).
Kondisi ini dapat mengganggu kerja jantung dan meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung.
5. Meningkatkan risiko kanker
Meski tidak semua jenis, ada beberapa pengawet makanan dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker dalam beberapa kondisi tertentu, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar dalam jangka waktu yang lama.
Dua jenis pengawet yang sering dibahas adalah nitrat dan nitrit. Zat-zat ini umumnya ditemukan pada daging olahan seperti sosis, bacon, dan hot dog.
Ketika dikonsumsi, nitrat dan nitrit dapat berubah menjadi senyawa nitrosamin, yang merupakan zat karsinogen pemicu kanker. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients pada 2019 juga menyebutkan bahwa konsumsi daging olahan yang mengandung nitrit secara berlebihan dapat memicu pembentukan senyawa N-nitroso yang bersifat karsinogenik dan meningkatkan risiko kanker usus besar.
Baca Juga: 6 Makanan yang Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Bersama dengan Susu
6. Gangguan perilaku
Bahaya konsumsi makanan tinggi pengawet yang patut diwaspadai selanjutnya adalah gangguan perilaku. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kombinasi bahan pengawet jenis natrium benzoat dan pewarna makanan berisiko menyebabkan anak dengan attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD) menjadi lebih hiperaktif.
Beberapa penelitian juga mengaitkan pengawet seperti natrium benzoat dengan gangguan pada neurotransmitter di otak, yang berperan penting dalam mengatur perilaku dan konsentrasi.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV