> >

Hindari Alzheimer, Ini Pola Makan yang Baik untuk Kesehatan Otak

Kesehatan | 22 September 2024, 15:00 WIB
Ilustrasi Lansia yang Terkena Alzheimer (Sumber: shurkin_son on Freepik)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pada 21 September kemarin adalah Hari Alzheimer Sedunia. Alzheimer merupakan penyakit yang ditandai dengan kerusakan sel otak sehingga terjadi penurunan kognitif, termasuk gangguan daya ingat, gangguan komunikasi, hingga disorientasi atau bingung.

Perjalanan penyakit Alzheimer tergolong lambat, bahkan gejalanya bisa muncul 20 tahun sebelumnya.

"Gejala awal alzheimer seperti lupa ringan atau kesulitan berkonsentrasi—sering dianggap sebagai perubahan yang normal terkait usia. Namun, kesalahpahaman ini bisa menyesatkan," kata Herbalife Nutrition Advisory Board, Gary Small dalam siaran persnya, Sabtu (21/9/2024)

Hingga saat ini Alzheimer belum bisa diobati. Pengobatan yang hanya bersifat mengurangi keparahan gejala.

Baca Juga: Jelang World Alzheimer's Day pada 21 September, Penting Edukasi Risiko Timbulnya Demensia

Menurut Small, salah satu cara menjanjikan untuk mencegah Alzheimer adalah melalui pola makan dan nutrisi dan ini perlu dimulai sejak kita muda. Semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa apa yang kita makan dapat berdampak besar pada kesehatan otak kita, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

"Menekankan makanan antioksidan dan anti-inflamasi, serta mengadopsi gaya hidup yang lebih aktif, kita dapat mengelola obesitas perut, tekanan darah tinggi, dan faktor lain yang memengaruhi kesehatan otak dan kesejahteraan secara keseluruhan,” ungkap Small.

Pola makan yang dominan sayuran, ikan, buah, kacang-kacangan, serta makanan sumber omega-3 dan antioksidan, sangat baik untuk kesehatan otak.

Suplemen juga dapat memainkan peran penting dalam membantu tubuh menyerap dan memanfaatkan vitamin dan nutrisi ini untuk mengoptimalkan fungsi kognitif.

Suplemen untuk kesehatan otak setidaknya mengandung kafein, lutein, dan juga kurkumin, untuk melawan peradangan otak. Aktif bergerak Ketidakaktifan fisik dan obesitas juga berkontribusi terhadap risiko alzheimer yang lebih tinggi. Karenanya, olahraga fisik yang teratur sangat penting.

"Olahraga meningkatkan aliran darah ke otak, mempromosikan pertumbuhan neuron, dan meningkatkan plastisitas sinaptik, yang semuanya penting untuk kesehatan kognitif," jelasnya.

Baca Juga: Apakah Alzheimer atau Pikun Bisa Sembuh? Begini Kata Dokter

Terus melatih otak melalui aktivitas yang merangsang mental, seperti membaca, mempelajari keterampilan baru, atau bermain permainan strategi, memperkuat ketahanan mental dan meningkatkan cadangan kognitif.

Kesehatan mental adalah aspek penting namun sering diabaikan dalam pelestarian kognitif. Stres kronis, depresi, dan kecemasan meningkatkan risiko Alzheimer, sementara ketahanan emosional dan hubungan sosial yang kuat memberikan perlindungan.

 

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU