Ramai Soal Susu Ikan, Ini Kata Kementerian Kelautan Perikanan dan Ahli Gizi
Kuliner | 11 September 2024, 19:01 WIBKeberlanjutan produk sari ikan juga masih dipertanyakan. Sebab, hal itu akan membutuhkan banyak ikan untuk menghasilkan jumlah sari ikan yang diperlukan. Hal ini perlu mempertimbangkan pula proses pengemasan dan penjaminan mutu dan kualitas produk yang dihasilkan.
”Jangan juga karena banyak ikan yang digunakan nantinya akan berdampak pada harga jual ikan di pasaran. Jika harga ikan menjadi mahal, itu akan membuat daya beli di masyarakat menjadi turun sehingga konsumsi ikan juga turun di masyarakat,” ujarnya.
Secara terpisah, dokter spesialis gizi klinis di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Nurul Ratna Mutu Manikam, mengatakan, susu sebenarnya hanya sebagai makanan tambahan dalam pemenuhan gizi seseorang.
Pencegahan masalah gizi dinilai lebih efektif dilakukan dengan memastikan asupan gizi seimbang yang didapatkan dari konsumsi protein hewani langsung, seperti daging ayam, daging sapi, ataupun telur.
Baca Juga: Ide Busana untuk Nonton Konser Bruno Mars, Celana Cutbray atau Kemeja Pantai?
Oleh sebab itu, ia menilai, pemberian makanan utuh seperti daging ayam, daging sapi, ataupun telur dinilai lebih efektif dan praktis untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak, terutama pemenuhan protein hewani.
”Konsumsi ikan langsung secara utuh juga lebih baik dan praktis dibandingkan harus diproses menjadi bentuk susu. Sementara untuk memenuhi kebutuhan nutrisi lain bisa dipenuhi dari beragam jenis makanan lainnya,” ujar Nurul.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas.id