Studi: Konsumsi Buah Dapat Kurangi Risiko Depresi di Usia Lanjut
Kesehatan | 24 Juli 2024, 19:50 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sebuah studi yang dilakukan oleh Yong Loo Lin School of Medicine dan National University of Singapore (NUS Medicine) menghasilkan temuan penting terkait hubungan antara konsumsi buah dan risiko depresi di usia lanjut.
Penelitian yang berlangsung selama 20 tahun ini melibatkan 13.738 partisipan dan hasilnya telah dipublikasikan dalam Journal of Nutrition, Health, and Aging.
Fokus utama penelitian tersebut adalah menyelidiki peran pola makan, khususnya konsumsi buah-buahan dan sayuran, dalam menentukan risiko depresi.
Para peneliti mengamati 14 jenis buah yang umum dikonsumsi, termasuk jeruk, jeruk keprok, pisang, pepaya, semangka, apel, dan melon madu, serta 25 jenis sayuran berbeda.
Baca Juga: 7 Manfaat Timun untuk Kesehatan dan Kecantikan
Hasil utama dari penelitian menunjukkan, individu yang mengonsumsi buah-buahan dalam jumlah lebih banyak di usia paruh baya, memiliki risiko lebih rendah mengalami gejala depresi seiring bertambahnya usia.
Peneliti utama dari NUS Medicine, Prof. Koh Woon Puay, menyatakan peserta yang mengonsumsi setidaknya tiga porsi buah sehari, mengalami pengurangan risiko terkena depresi sebesar 21 persen dibandingkan mereka yang memakan buah kurang dari satu porsi sehari.
Menariknya, penelitian tersebut tidak menemukan hubungan serupa antara konsumsi sayuran dan berkurangnya gejala depresi.
"Kami tidak melihat adanya perbedaan dalam hasil kami antara buah-buahan dengan indeks glikemik tinggi dan rendah, bagi penderita diabetes, mereka dapat memilih buah-buahan dengan indeks glikemik rendah yang tidak akan meningkatkan gula darah sebanyak buah-buahan dengan indeks glikemik tinggi," ujar Puay, seperti dilansir Antara, Rabu (24/7/2024).
Para peneliti menemukan efek perlindungan terhadap depresi berkaitan erat dengan tingginya tingkat antioksidan dan mikronutrien anti-inflamasi yang terdapat dalam buah-buahan.
Baca Juga: Studi: Menunda Makan Malam Tingkatkan Risiko Depresi dan Kecemasan pada Pekerja Shift
Senyawa seperti vitamin C, karotenoid, dan flavonoid bekerja sama untuk mengurangi stres oksidatif dan menghambat proses inflamasi dalam tubuh, yang merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi perkembangan depresi.
Berdasarkan temuan ini, tim peneliti merekomendasikan untuk meningkatkan konsumsi buah-buahan pada pertengahan masa dewasa, yaitu usia 40 hingga 65 tahun.
Langkah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kesehatan mental jangka panjang, bahkan setelah memasuki usia 65 tahun ke atas.
Penulis : Danang Suryo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Antara