Waspada, Berikut Efek Samping Mengonsumsi Nasi Putih Terlalu Banyak
Kesehatan | 23 Juli 2024, 12:56 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Nasi putih sering menjadi pilihan utama dalam hidangan sehari-hari, terutama ketika ditambah dengan lauk pauk seperti daging atau sayuran.
Makanan ini memiliki tekstur yang pulen dan kaya akan karbohidrat, memberikan energi yang cukup untuk aktivitas harian.
Dikutip dai Medical News Today menunjukkan bahwa nasi putih tidak memberikan manfaat sebanyak nasi merah.
Hal ini karena proses penggilingan menghilangkan banyak nutrisi penting seperti lemak, protein, serat, vitamin, dan mineral termasuk zat besi.
Selain itu, ada anggapan bahwa nasi putih tidak cocok untuk orang dengan kondisi tertentu seperti diabetes.
Nasi putih bisa menjadi makanan sehat jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar dan disertai dengan lauk pauk bergizi tinggi yang mengandung protein, serat, vitamin, dan mineral. Healthshots melaporkan bahwa nasi putih mudah diolah dan dicerna oleh tubuh.
Tidak seperti beras merah, nasi putih tidak mengandung asam fitat, antinutrisi yang dapat menghambat penyerapan nutrisi dan menyebabkan masalah pencernaan.
Namun, konsumsi nasi putih yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa efek samping bagi kesehatan:
Tidak Mendukung Penurunan Berat Badan
Nasi putih berasal dari beras, yang merupakan bagian dari kelompok biji-bijian yang biasanya dikaitkan dengan penurunan berat badan. Namun, manfaat ini tidak berlaku jika nasi putih dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Nasi putih kaya akan karbohidrat tetapi kurang nutrisi penting lainnya seperti serat, protein, dan vitamin.
Mengonsumsi nasi putih tanpa lauk bergizi dapat membatasi asupan nutrisi penting lainnya, sehingga berpotensi menyebabkan kekurangan nutrisi seperti vitamin A, seng, dan zat besi.
Baca Juga: Dampak Suhu Dingin, Ribuan Ikan di Lumajang Mati Mendadak
Potensi Kontaminasi Arsenik
Padi, tanaman penghasil nasi putih, dapat terkontaminasi arsenik di beberapa wilayah. Arsenik adalah senyawa kimia yang terdapat secara alami dalam air, udara, dan tanah.
Healthline melaporkan bahwa padi mengakumulasi lebih banyak arsenik dibandingkan tanaman pangan lainnya. Kontaminasi arsenik dapat meningkatkan risiko kanker, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2, serta berdampak negatif pada sistem saraf dan fungsi otak.
Peningkatan Gula Darah
Salah satu efek samping nasi putih adalah potensinya untuk meningkatkan risiko diabetes tipe 2, yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi.
Medical News Today melaporkan bahwa nasi putih memiliki indeks glikemik yang tinggi, menyebabkan lonjakan gula darah setelah makan.
Makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat meningkatkan risiko diabetes. Oleh karena itu, orang dengan kadar gula darah tinggi dianjurkan untuk membatasi konsumsi nasi putih dan memilih alternatif lain seperti nasi merah.
Risiko Sindrom Metabolik
Healthline melaporkan bahwa konsumsi nasi putih yang berlebihan dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik, yang merupakan kumpulan faktor risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan stroke.
Faktor risiko ini meliputi tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, trigliserida tinggi, kolesterol baik yang rendah, dan lingkar pinggang yang besar.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering mengonsumsi nasi putih dalam jumlah besar memiliki risiko lebih tinggi terkena sindrom metabolik, terutama di kalangan orang dewasa di Asia.
Meski ada hubungan antara konsumsi nasi putih dan diabetes, hubungan antara nasi putih dan penyakit jantung masih belum sepenuhnya jelas.
Beberapa jenis makanan yang bisa turunkan gula darah dengan cepat
Kacang-Kacangan
Kacang-kacangan seperti almond, kenari, dan kacang mete mengandung protein, serat, dan lemak sehat yang membantu mengontrol gula darah.
Indeks glikemik mereka yang rendah memastikan tidak ada lonjakan gula darah setelah dikonsumsi.
Sayuran Hijau Daun
Sayuran hijau seperti bayam, kangkung, dan brokoli kaya akan serat dan nutrisi penting lainnya.
Rendah kalori dan berdampak minimal pada gula darah, sayuran ini cocok dikonsumsi dalam jumlah besar.
Biji-bijian Utuh
Biji-bijian utuh seperti quinoa, oatmeal, dan beras merah mengandung karbohidrat kompleks yang dicerna secara perlahan oleh tubuh.
Ini membantu mencegah lonjakan gula darah setelah makan.
Baca Juga: Apa itu Hoarding Disorder? Ini Penjelasannya dan Gejala yang Dialami Penderita
Penulis : Kiki Luqman Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV