> >

Heboh Bayi Kembar 5 di Indramayu, Yuk Kenali 8 Risiko Medis Melahirkan Bayi Kembar

Kesehatan | 9 Juli 2024, 14:59 WIB
Ilustrasi bayi, bayi kembar (Sumber: Shutterstock)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Berita bayi kembar 5 yang lahir di Indramayu, Jawa Barat,  memang mencuri perhatian publik. Bayi yang dilahirkan seorang ibu bernama Nuraeni diketahui hanya beda rentang waktu 1 menit saja.

Mereka lahir tepat di tanggal 1 Suro pada Minggu (7/7/2024). Terdiri dari 4 bayi perempuan dan 1 bayi laki-laki. Bayi pertama yang lahir adalah anak peremuan dengan berat badan 1.900 gram pada pukul 19.34 WIB. Kedua bayi perempuan dengan berat badan 1.750 gram pada pukul 19.35 WIB. Ketiga bayi perempuan dengan berat badan 1.250 gram pada pukul 19.36 WIB.

Bayi keempat masih berjenis kelamin perempuan dengan berat badan 1.600 gram pada pukul 19.37 WIB. Serta terakhir bayi berjenis kelamin laki-laki dengan berat badan 1.900 gram pada pukul 19.38 WIB.

Belajar dari kelahiran bayi kembar, ternyata banyak mengandung risiko. Tidak ada kehamilan yang bebas dari risiko, tetapi hamil bayi kembar lebih berisiko, seperti ibu yang bisa alami preeklamsia dan bayi lahir prematur.

Baca Juga: Ayah Bayi Kembar 5 yang Lahir pada 1 Suro di Indramayu Akui Bingung Kasih Nama

Nah, risiko ini dapat mengancam dua pihak, baik ibu hamil maupun janin yang dikandung. Sehingga, risiko hamil bayi kembar ini perlu diperhatikan untuk bisa meminimalisir. Melansir WebMD, berikut risiko hamil bayi kembar yang perlu diperhatikan orangtua:

1. Preeklamsia

Waspada hamil kembar berisiko meningkatkan preeklamsia, kondisi di mana tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang bisa berujung kematian ibu dan janin.

Preeklamsia adalah gangguan tekanan darah yang hanya terjadi pada kehamilan dan dapat menyebabkan komplikasi.

"Preeklamsia itu per definisnya adalah halilintar atau petir, karena sifatnya silent killer (pembunuh senyap- tidak ketahuan). Sekalinya muncul itu bisa membahayakan ibu dan janin," ujar Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bunda, dr Aditya Kusuma dalam diskusi daring bertajuk Webinar Roche: Deteksi Dini Preeklamsia untuk Kurangi Risiko Kematian Ibu dan Janin, mengutip Kompas.com beberapa waktu lalu.

Ibu hamil lebih dari 2 kali berisiko mengembangkan preeklamsia dari pada wanita yang mengandung satu bayi.

  • Preeklamsia memiliki gejala sebagai berikut:
  • Tekanan darah tinggi
  • Pembengkakan
  • Sakit kepala.
  • Jika seorang ibu hamil mengalami gejala preeklamsia, mungkin ia perlu melahirkan bayi prematur untuk mencegah terjadinya komplikasi kehamilan serius. Jika tidak diobati, preeklamsia dapat membuat bayi kekurangan oksigen dan nutrisi dan dapat merusak organ tubuh.

2. Diabetes gestasional

Jika ibu hamil menderita diabetes selama kehamilan, bayi dalam kandungan cenderung tumbuh terlalu besar.

Melahirkan bayi besar meningkatkan risiko komplikasi selama persalinan. Sehingga, ibu hamil biasanya diharuskan untuk melahirkan bayi dalam kandungan dengan operasi caesar. Sebab, bayi juga mungkin memiliki masalah pernapasan dan gula darah rendah saat mereka lahir. 

Baca Juga: Seorang Ibu di Indramayu, Lahirkan Bayi Kembar 5

3. Hipertensi

Hipertensi gestasional adalah tekanan darah tinggi selama kehamilan. Pada kehamilan multifetal (kembar, kembar tiga, atau lebih), ada peningkatan insiden hipertensi. Pada kehamilan tunggal, tingkat hipertensi adalah 6,5 persen. Sedangkan pada kehamilan kembar, hampir 2 kali lipat, yaitu 12,7 persen.

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU