> >

Belajar dari Kematian Zhang Zhi Jie, Kenali Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung

Kesehatan | 3 Juli 2024, 14:29 WIB
Atlet badminton asal China Zhang Zhi Jie yang kolaps karena henti jantung (Sumber: Instagram)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Belajar dari tragedi meninggalnya atlet bulutangkis China, Zhang Zhi Jie,  saat bertanding di Yogyakarta, membuat pelajaran penting dimana automated external defibrillator atau AED, yaitu alat kejut listrik otomatis, perlu  di tempat umum untuk mengatasi kondisi henti jantung.

Sebelum bicara lebih jauh, tahukah Anda bahwa serangan jantung dan henti jantung itu berbeda?

Henti jantung dan serangan jantung adalah dua masalah kardiovaskular yang sama-sama mengancam jiwa. Meski demikian, keduanya adalah kondisinya yang berbeda.

Henti Jantung

Henti jantung tidak sama dengan serangan jantung, berikut perbedaannya: Penyebab henti jantung berbeda dengan serangan jantung. Mengutip pemberitaan di laman RS Mitra Keluarga, henti jantung atau cardiac arrest adalah kondisi ketika jantung berhenti berdetak sehingga penderita sulit bernapas dan kehilangan kesadaran.

Baca Juga: Alami Serangan Jantung, Warga Asal Desa Bosoanging Polman Ditandu 7 KM ke Rumah Sakit!

Henti jantung tidak hanya memberi efek pada jantung, melainkan membuat organ lain, seperti paru-paru dan otak menjadi tidak berfungsi karena tidak memperoleh pasokan darah dan oksigen.

Penyebab henti jantung yaitu masalah pada sistem kelistrikan jantung yang dipicu oleh gangguan irama jantung (aritmia). Adapun faktor risiko yang menyebabkan henti jantung yaitu, mengalami serangan jantung, memiliki penyakit jantung bawaan, serta trauma, seperti kecelakaan, tersetrum, aktvitas fisik berlebihan, dan overdosis obat-obatan.

Serangan jantung

Serangan jantung (heart attack) adalah masalah sirkulasi pada jantung yang disebabkan karena tersumbatnya arteri atau pembuluh darah.

Penyumbatan arteri mengakibatkan sel-sel dan otot jantung melemah karena tidak mendapat pasokan oksigen dan darah.

Faktor risiko penyebab serangan jantung, meliputi obesitas atau kelebihan berat badan, kebiasaan merokok, kolesterol tinggi, diabetes, hipertensi, dan riwayat keluarga. Penderita serangan jantung mungkin akan mengalami gejala secara perlahan dan bertahan dalam beberapa waktu sebelum serangan jantung terjadi.

Namun, hal ini memperparah kerusakan pada jantung apabila dibiarkan. Perbedaan henti jantung dan serangan jantung berikutnya yaitu bisa dilihat dari gejala yang muncul.

Gejala henti jantung hampir tidak bisa dikenali. Banyak penderitanya yang semula tampak sehat dan baik-baik saja, namun tiba-tiba terjatuh dan tidak bernapas.

Ada juga yang mengalami kolaps, yang ditandai dengan terjatuh, lalu kejang atau mendengkur sesaat karena jantung tiba-tiba berhenti.

Berbeda dari henti jantung, serangan jantung memiliki tanda-tanda yang lebih spesifik.

Gejala serangan jantung, antara lain nyeri dada, sesak napas atau terengah-engah, keringat dingin, mual, nyeri menjalar di sekitar rahang, bahu, lengan, dan punggung, pusing, serta pingsan.

Penanganan henti jantung dan serangan jantung juga tidak sama.

Penanganan darurat henti jantung mendadak ditujukan untuk mengembalikan kesadaran penderita. Penanganan henti jantung dimulai dengan memeriksa tanda-tanda responsif, seperti ketuk dengan lembut dan tanyakan apakah pasien baik-baik saja.

Selanjutnya apabila tidak ada respons, tim medis atau orang terdekat perlu segera melakukan resusitasi kardiopulmoner (CPR). CPR adalah teknik penyelamatan nyawa yang penting yang membantu menjaga aliran darah ke organ vital sampai bantuan medis profesional tiba.

Jika defibrillator eksternal otomatis (AED) tersedia di dekatnya, instruksikan seseorang untuk membawanya saat Anda memulai CPR.

Jika AED tersedia, aktifkan dan ikuti petunjuk suara atau instruksi visual yang diberikan. Oleskan bantalan perekat ke dada orang tersebut seperti yang diarahkan oleh perangkat. AED akan menganalisis irama jantung seseorang dan memberikan kejutan jika perlu. Ikuti instruksi yang diberikan oleh AED sampai bantuan profesional tiba.

Mengutip laman Mayapada Hospital, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Samuel Sudanawidjaja, Sp.Jp, FIHA, FSCAI, mengatakan bahwa golden period untuk menyelamatkan pasien henti jantung mendadak yaitu sekitar tiga menit setelah kejadian.

Baca Juga: Di China, Bocah 7 Tahun Selamatkan Ayahnya yang Terkena Serangan Jantung

""Lebih dari itu, otak mulai mengalami kerusakan. Sementara itu, golden period serangan jantung lebih lama dibandingkan henti jantung, yaitu sekitar dua jam," ujar dr. Samuel.

"Penanganan serangan jantung yaitu dengan kateterisasi atau operasi bypass koroner untuk mengatasi penyumbatan dan memulihkan aliran darah. Kemudian, dokter juga mungkin akan memberikan obat seperti aspirin, pengencer darah, hingga beta-blocker," pungkasnya.

Dengan menyimak perbedaan henti jantung dan serangan jantung, Anda dapat lebih waspada dan cepat mengenali kedua masalah kardiovaskuler ini.

Jika memiliki pertanyaan atau keluhan terkait kesehatan jantung, jangan ragu ke dokter dan usahakan melakukan medical check-up rutin.

 

Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU