Mengenal Isi Kandungan Filler, Khasiat, Efek Samping dan Bedanya dengan Botox
Kesehatan | 30 Mei 2024, 21:33 WIBDermal filler berbahan nonabsorbable, yaitu polymethylmethacrylate (PMMA) merupakan satu-satunya bahan nonabsorbable yang disetujui FDA.
Preparat PMMA dibuat dalam bentuk suspensi dengan kombinasi kolagen. "Pada beberapa produk, bahan dermal filler juga mengandung lidocaine untuk mengurangi nyeri atau rasa tidak nyaman saat tindakan penyuntikan," kata Olly.
4. Apa efek samping filler?
Efek samping setelah penyuntikan dermal filler beragam. Umumnya, pasien dapat mengalami memar, kemerahan, bengkak, dan nyeri.
"Pada beberapa kasus, dapat terjadi reaksi alergi, benjolan (nodul), granuloma, infeksi," kata dia.
Tanda klinis infeksi yang mungkin terjadi antara lain kemerahan, nyeri, bengkak, terdapat kumpulan nanah di bawah permukaan kulit, dan dapat disertai dengan demam. Jika hal ini terjadi, Olly menyarankan untuk segera konsultasikan kembali kepada dokter operator yang kompeten untuk dilakukan evaluasi dan penanganan lanjutan.
"Untuk menangani infeksi, diperlukan kombinasi pemberian medikamentosa atau obat (antibiotik dan pereda nyeri) serta tindakan lanjutan, yaitu evakuasi dan pembersihan (debridement)," ujarnya.
Penanganan lanjutan berupa pemberian obat dan tindakan lanjutan (pembedahan) akan disesuaikan untuk tiap kondisi yang dialami pasien.
Dia menambahkan, ada juga laporan kasus pascapenyuntikan dermal filler yang mengalami tampilan asimetris dan warna kebiruan transparan ketika terpapar sinar matahari.
Selain itu, efek samping yang mungkin terjadi bila bahan dermal filler secara tidak sengaja masuk ke dalam aliran pembuluh darah dan mengakibatkan sumbatan adalah nekrosis atau kematian jaringan dan gangguan penglihatan hingga kebutaan.
"Jika hal ini terjadi, diperlukan penanganan medis segera," ujarnya.
5. Apakah filler sama dengan botox?
Olly menjelaskan, dermal filler memberikan efek penambahan volume pada area wajah dan memberi kesan tampilan lebih halus atau penuh pada wajah.
Perawatan ini sangat berbeda dengan botox atau yang disebut dalam bahasa medis dengan toksin botulinum.
"Toksin botulinum adalah suatu agen penghambat neuromuskular yang dalam kisaran dosis tertentu akan memberi efek merelaksasi atau melemahkan otot," ujarnya.
Dalam penyuntikan toksin botulinum di area wajah, kata Olly, harus dilakukan dengan cermat. Baik itu dalam menentukan dosis yang sesuai dan lokasi penyuntikan yang tepat.
Baca Juga: Mengenal Baby Botox, Perawatan Kulit yang Populer di kalangan Gen Z
"Oleh karena perbedaan mekanisme kerja ini, dermal filler lebih sesuai untuk memperbaiki kondisi kerutan statis pada wajah, sedangkan toksin botulinum (botoks) lebih ditujukan untuk kerutan dinamis yang diakibatkan oleh kontraksi otot wajah (kerutan yang terlihat saat melakukan ekspresi wajah)," kata dia.
Toksin botulinum tidak hanya digunakan untuk indikasi estetik, tetapi juga kasus-kasus medis lain seperti hiperhidrosis (keringat berlebih) pada area ketiak, strabismus, migrain kronik, spastisitas otot.
Penulis : Ade Indra Kusuma Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV