5 Ciri Flu Singapura pada Anak, Ini Gejala dan Cara Penularannya
Kesehatan | 4 April 2024, 09:25 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons Kementerian Kesehatan melaporkan, per pekan ke-11 tahun 2024 setidaknya sudah ada 5.461 kasus Flu Singapura di Indonesia.
Sementara dari beberapa laporan dinas kesehatan di daerah, sebanyak 738 kasus dilaporkan di Banten dan 45 kasus di Depok.
Virus Flu Singapura paling sering menyerang bayi dan anak-anak, namun dapat juga menyerang orang dewasa.
Lantas, apa itu Flu Singapura, ciri-ciri dan cara penularannya?
Baca Juga: Kasus Flu Singapura di Indonesia Mulai Meningkat, Kemenkes Temukan Varian Baru
Apa Itu Flu Singapura?
Melansir kemkes.go.id, Kamis (4/3/2024), Flu Singapura atau yang dikenal dalam bahasa medis HFMD (Head, Foot, Mouth Disease) adalah flu yang disebabkan oleh virus enterovirus termasuk coxsackievirus A16 dan enterovirus 71.
Flu ini juga disebabkan oleh coxsackievirus A5, A6, A7, A9. A10, A16, B1, B2, B3, B5, echovirus dan enterovirus lainnya.
Dokter spesialis paru Rumah Sakit Penyakit Infeksius Sulianti Saroso dr. Pompini A Sitompul mengatakan virus-virus tersebut dapat menyebabkan kejadian luar biasa di sejumlah negara.
Di negara-negara Asia Pasifik, katanya, kejadian luar biasa disebabkan oleh Entrovirus A71, sedangkan di Eropa dan Amerika Serikat (AS) disebabkan oleh Coxsackievirus A16.
Flu Singapura ini, lanjut dr. Pompini, memiliki pola musiman sesuai dengan kondisi iklim setiap negara.
Pada sejumlah negara seperti Australia, Amerika Serikat, Hong Kong, Cina, dan Taiwan, penyakit itu muncul pada musim-musim dengan temperatur yang hangat.
"Kalau untuk negara-negara yang mempunyai iklim yang hangat sepanjang tahun, maka penularan ini bisa terjadi juga sepanjang tahun. Contohnya di Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam," ungkapnya, dikutip dari Antara, Rabu (3/4).
Baca Juga: Usai Fenomena Hujan Es, Kabupaten Puncak Papua Tengah Diterjang Banjir Bandang
Ciri-ciri Flu Singapura pada Anak
Ciri khas Flu Singapura ini yang menyerang anak-anak adalah:
- Adanya bercak kemerahan seperti lenting dengan lokasi yang khas, yaitu pada telapak tangan, mulut dan kaki.
- Diawali dengan perubahan warna kulit berwarna merah cerah dan bintik bintik seperti lenting (bintik berair mirip cacar) dengan ukuran 4-8 mm.
- Pada Flu Singapura klasik, pasien memiliki lesi oral dan ditemukan di lidah, mukosa bukal, palatum durum, dan lebih jarang di orofaring.
- Flu Singapura ini biasanya dimulai dengan gejala awal demam derajat rendah [38°C - 39°C (100,4°F - 102,2°F)] yang berlangsung selama 1-2 hari, tidak enak badan/malaise, dan kadang-kadang nyeri perut atau gejala saluran pernapasan atas.
- Nyeri tenggorokan atau nyeri mulut sering terjadi dan dapat menyebabkan asupan oral yang buruk dan dehidrasi.
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: 28 Wilayah Berpotensi Alami Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 April 2024
Apakah Flu Singapura Menular?
Flu Singapura menjangkit dengan cara menular. Penyebaran virus ini dari satu orang ke orang lain melalui kontak kulit, melalui udara pernafasan, makan dan minum bersama.
Virus ini memiliki masa inkubasi 3 hingga 6 hari dengan jumlah virus yang masih terdapat di tubuh bertahan hingga 5 minggu.
Kepala Dinkes Kepri Muhamad Bisri di Tanjungpinang mengatakan, virus yang menyebabkan Flu Singapura hidup di cairan hidung dan tenggorokan, air liur, tinja, serta cairan dari lepuh pada kulit.
Penularan potensial terjadi bila berbagi alat makan atau minum dengan penderita, tidak sengaja menghirup percikan liur ketika penderita bersin atau batuk, menyentuh benda yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh mata, hidung, atau memasukkan jari ke dalam mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu, menyentuh mata, hidung, dan atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh tinja penderita.
"Bayi dan anak-anak jangan main dengan teman-temannya di luar rumah saat muncul gejala flu itu atau menghidari anak-anak lainnya yang memiliki gejala Flu Singapura," ucapnya, Senin (13/09/2022), dilansir dari kepriprov.go.id.
Flu Singapura menyebabkan demam, sakit tenggorokan, sariawan dalam mulut, nafsu makan berkurang, ruam merah pada kulit, rewel, nyeri perut, dan batuk.
"Harus segera diobati sesuai arahan dokter agar cepat sembuh," katanya.
Penulis : Dian Nita Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV