Hukum Puasa Ramadan Setengah Hari atau Puasa Beduk, Bolehkah?
Tren | 13 Maret 2024, 12:51 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Hakikat waktu puasa Ramadan dimulai dari subuh (terbit fajar) hingga magrib (terbenam matahari) tiba.
Kendati demikian, ada beberapa orang yang menanyakan apakah puasa setengah hari diperbolehkan atau tidak.
Melansir NU Online, puasa setengah hari atau puasa beduk adalah puasa yang dilaksanakan dari terbit fajar hingga pukul 12.00 WIB atau azan zuhur.
Tentu saja, puasa setengah hari bagi orang dewasa atau sudah akil balig hukumnya tidak boleh.
Artinya orang yang berpuasa Ramadan setengah hari sama saja tidak puasa sehingga harus menggantinya atau qada.
Baca Juga: Niat Puasa Ramadan Sebulan Penuh dan Setiap Hari dalam Bahasa Arab, Latin dan Artinya
Allah Ta’ala berfirman,
ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ (سورة البقرة: 187)
“Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” SQ. Al-Baqarah: 187
Puasa wajib dilakukan bagi umat Islam yang sudah balig dan sehat akalnya.
Balig didefinisikan sebagai seseorang yang sudah mencapai usia tertentu dan dianggap sudah dewasa, atau sudah mengalami perubahan biologis yang menjadi tanda-tanda kedewasaannya.
Umumnya, balig terjadi ketika usia anak memasuki 9 tahun sampai 17 tahun.
Kewajiban berpuasa bagi umat Islam termaktub di dalam firman Allah dalam Surat Al-Baqarah Ayat 183.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).
Baca Juga: Niat dan Tata Cara Salat Tarawih 11 Rakaat Berjamaah, Lengkap dengan Salat Witir
Hukum Puasa Setengah Hari untuk Anak
Puasa setengah hari untuk anak yang belum balig hukumnya boleh, dengan tujuan untuk melatih anak agar bisa puasa penuh jika sudah akil balig.
Dalam kitab Al-Muhadzzab disebutkan:
وَأَمَّا الصَّبِيُّ فَلَا تَجِبُ عَلَيْهِ لِقَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلَاثَةٍ: عَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَبْلُغَ وَعَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظَ وَعَنِ الْمَجْنُوْنِ حَتَّى يُفِيْقَ). وَيُؤْمَرُ بِفِعْلِهِ لِسَبْعِ سِنِيْنَ إِذَا أَطَاقَ الصَّوْمَ وَيُضْرَبُ عَلَى تَرْكِهِ لِعَشْرٍ قِيَاساً عَنِ الصَّلاَة
Artinya, “Adapun anak kecil, maka tidak wajib baginya berpuasa, karena ada hadis Nabi SAW, ‘Kewajiban diangkat dari tiga orang, yaitu anak kecil hingga ia balig, orang yang tidur hingga bangun, orang gila sampai ia sadar.’ Anak kecil berumur tujuh tahun diperintahkan untuk berpuasa apabila ia kuat, dan anak yang sudah berumur sepuluh tahun dipukul jika meninggalkan puasa, diqiyaskan dengan shalat,” (Lihat Abu Ishaq Ibrahim Asy-Syairazy, Al-Muhadzzab fî Fiqhis Syafi’i, [Beirut, Darul Kutub Ilmiyyah], juz I, halaman 325).
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, untuk menilai anak sudah mampu menjalankan ibadah puasa atau tidak, harus mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jika anak memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang normal, meminta anak untuk menjalankan ibadah puasa sepertinya tidak menjadi masalah.
Namun, jika anak memiliki berat badan yang kurang dari standar atau anak terlihat kurus, sebaiknya jangan memaksa anak untuk berpuasa.
Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi pada anak yang sedang berpuasa, sebaiknya pastikan anak menerima:
1. Makanan yang mengandung karbohidrat kompleks dan protein.
Karbohidrat kompleks membantu anak tidak cepat merasa lapar karena karbohidrat tersebut melepaskan energi secara perlahan.
Sedangkan protein dibutuhkan anak untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Sebaiknya makanan untuk anak saat sahur adalah telur, keju, roti gandum, dan sayuran.
Jangan lupa untuk tambahkan buah dan sayuran dalam menu berbuka dan sahur sebagai sumber vitamin dan mineral.
2. Hindari makan makanan manis saat sahur
Makanan yang mengandung gula sederhana dapat meningkatkan kadar gula darah secara alami. Hal ini dapat menyebabkan lapar dan cepat lelah karena kadar gula darah dapat turun dengan cepat.
Namun, pilihlah makanan yang mengandung gula sederhana saat berbuka puasa, seperti kurma dan jus buah. Gula sederhana ini membantu mengisi kembali cadangan energi tubuh setelah lama berpuasa.
3. Minum banyak air
Minum banyak air sangat diperlukan saat sahur dan buka puasa. Minum air yang cukup menjaga tubuh anak terhidrasi dengan baik, sehingga tidak mengalami dehidrasi saat menjalankan puasa dalam waktu yang panjang.
4. Hindari minuman yang berkafein
Sebaiknya beri anak air putih untuk minum bukan minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, dan soda.
Kafein merangsang tubuh untuk mengeluarkan cairan lebih banyak sehingga tubuh memerlukan cairan yang lebih banyak untuk menggantinya.
5. Hindari makanan berminyak dan yang digoreng
Makanan berminyak dan yang digoreng berbahaya bagi tubuh anak. Perut anak lebih sensitif dibandingkan dengan perut orang dewasa.
Menghindari makanan ini dapat mencegah anak mengalami sakit perut dan muntah selama puasa.
Penulis : Dian Nita Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV