3 Bentuk Self-Harm selain Menyakiti Diri yang Patut Diwaspadai
Kesehatan | 7 Februari 2024, 16:38 WIBContohnya, membatalkan janji dengan teman, tidak mau pergi keluar rumah, dan menghabiskan waktu sendirian di kamar.
Bentuk self-harm relational lainnya seperti menyakiti diri secara verbal, mengatakan hal-hal negatif kepada diri sendiri.
Contohnya, menyebut diri sendiri bodoh, jelek, atau tidak berguna.
Menganggap diri sendiri bertanggung jawab atas semua hal buruk yang terjadi.
Contohnya, merasa bersalah atas kecelakaan yang terjadi, menyalahkan diri atas kegagalan dalam pekerjaan, dan yakin bahwa semua masalah adalah karena dirinya.
Menyakiti orang lain, mengungkapkan kemarahan dan frustrasi dengan cara yang kasar atau abusive.
Contohnya, berkata kasar kepada orang lain, memukul atau menendang orang lain, dan melakukan kekerasan dalam hubungan.
Memiliki hubungan yang tidak sehat atau terjebak dalam hubungan yang toxic atau abusive.
Contohnya, menjalin hubungan dengan orang yang kasar, manipulatif, atau controlling.
3. Self-harm perilaku
Bentuk self-harm selanjutnya adalah upaya menyakiti secara perilaku, seperti terlalu banyak berolahraga atau sengaja tidak makan.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa olahraga berlebihan dikaitkan dengan kesehatan mental yang buruk.
Sebuah studi dalam Journal of Behavioral Addictions 2015 menunjukkan bahwa olahragawan profesional memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan olahragawan rekreasional.
Berolahraga lebih dari 23 kali sebulan, atau berolahraga lebih dari 90 menit dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih buruk.
Baca Juga: Apa Itu Emotional Eating? Kenali Dampaknya bagi Kesehatan Fisik dan Mental serta Cara Mengatasinya
Para peneliti percaya, hal ini mungkin terjadi karena orang yang berolahraga berjam-jam mungkin menunjukkan perilaku obsesif yang terkait dengan hasil psikologis dan emosional yang buruk.
Sengaja membuat diri sendiri kelaparan merupakan bentuk perilaku menyiksa diri.
Bentuk self-harm ini terjadi karena seseorang mungkin telah menginternalisasi keyakinan bahwa dirinya tidak pantas menerima upaya atau sumber daya siapa pun.
Selain itu, hal ini terkadang muncul dalam bentuk keengganan untuk memberi makan diri sendiri atau meminta apa yang dibutuhkan.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV