Guru Besar UI: Cegah Kanker Pankreas, Hindari Gaya Hidup Sedenter
Kesehatan | 6 Januari 2024, 03:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB, FINASIM, FACP mengatakan dewasa muda disarankan menghindari gaya hidup sedenter untuk dapat mencegah terjadinya kanker pankreas.
"Terus terang saja gaya hidup sedenter atau gaya hidup tidak sehat ini seakan jadi tren. Anak muda makannya tinggi lemak misalnya steak, minumnya juga rutin alkohol, merokok juga jadi budaya, lalu obesitas dan seringnya tidak sadar. Itu berisiko terkena kanker pankreas," kata Ari dalam diskusi daring bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang diikuti dari Jakarta, Jumat (5/1/2024).
Kanker pankreas pada umumnya berpotensi terjadi pada individu usia 55 tahun ke atas. Namun, dengan perkembangan gaya hidup seperti gaya hidup sedenter, maka potensi dewasa muda di usia 30-an terkena kanker pankreas juga ikut membesar.
Baca Juga: Gejala dan Penyebab Kanker Pankreas, Sakit yang Diidap Rizal Ramli sebelum Meninggal Dunia
Dokter yang juga Anggota Dewan Pertimbangan Pengurus Besar IDI itu menjelaskan, pankreas dalam tubuh merupakan kelenjar yang berkaitan erat dengan sistem pencernaan karena fungsinya untuk menghasilkan enzim serta untuk menghasilkan hormon insulin.
Apabila seseorang memiliki gaya hidup sedenter, maka organ-organ di dalam tubuh harus bekerja lebih keras untuk melakukan metabolisme, tak terkecuali pankreas.
Dengan fungsinya yang vital sebagai penghasil enzim untuk pencernaan, apabila makanan maupun minuman yang dikonsumsi tidak memiliki gizi dan hanya memperberat kinerja pankreas, maka lambat laun akan terjadi masalah kesehatan, termasuk salah satunya potensi kanker.
"Secara logika makanan tinggi lemak seperti daging merah membuat kinerja organ-organ tubuh menjadi lebih berat, bila melihat fungsinya, pankreas itu menciptakan enzim. Kalau kinerjanya jadi lebih berat, artinya bisa menyebabkan masalah, dan bisla sudah ada masalah daging-daging itu sulit tuntas dicerna, akhirnya ada peradangan kronis, lalu jadi polip, dan berujung kanker," kata Ari dikutip dari Antara.
Selain menghindari gaya hidup sedenter, Ari juga menyarankan untuk rutin melakukan medical check-up (MCU) atau pemeriksaan medis umum bagi orang-orang berusia di atas 35 tahun untuk mencegah kanker pankreas.
Baca Juga: Kamaruddin Simanjuntak Bongkar Hasil Autopsi: Pankreas hingga Kantung Kemih Brigadir J Diduga Hilang
Beberapa hal yang harus diperiksa di antaranya darah perifer lengkap, fungsi hati, bilirubin total, amilasi, dan Ca19-9 atau dikenal dengan pemeriksaan tumor marker. Terkhusus untuk orang-orang yang kerap mengalami nyeri ulu hati, pemeriksaan tersebut perlu dilakukan untuk memastikan ada atau tidaknya potensi terjadinya kanker pankreas.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV