> >

Contoh Susunan Acara Khitanan, Lengkap hingga Doa Penutup

Kesehatan | 25 Desember 2023, 20:05 WIB
Ilustrasi anak disunat. (Sumber: TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN.)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Khitan, atau sunat, merupakan tradisi penting dalam ajaran Islam yang diwajibkan bagi laki-laki. Tujuan utamanya adalah untuk menghilangkan najis dan mengislamkan seorang hamba.

Di tanah air, khitanan biasanya diselenggarakan dengan berbagai acara, mulai dari yang sederhana hingga meriah.

Namun, bagaimana susunan acara yang sesuai dengan syariat Islam?

Berikut adalah contoh susunan acara sunatan atau khitanan lengkap dengan bacaan doanya.

1. Pembukaan: Ucapan Syukur dan Terima Kasih

Sesi pertama, dipimpin oleh pembawa acara (MC), dimulai dengan ucapan syukur kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada hadirin yang telah menyempatkan diri dalam acara khitanan.

2. Pembacaan Ayat-ayat Suci Al-Quran: Penenang dan Keselamatan

Pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran dilakukan untuk menjaga kelancaran acara dan memberikan ketenangan serta keselamatan dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Biasanya, seorang qari/qariah atau orang yang menguasai isi Al-Quran melantunkan ayat-ayat suci.

3. Sambutan Wali Yang Berkhitan: Harapan dan Syukur

Wali yang berkhitan, sering kali orang tua, memberikan sambutan.

Dalam sambutannya, mereka menyampaikan harapan untuk masa depan anak yang berkhitan, seringkali diwakili oleh ayah, sambil mengucapkan syukur kepada Allah SWT.

Baca Juga: 5 Zodiak yang Sering Selingkuh saat Menjadi Pasangan, Urutan Pertama Ada Aries

4. Penyampaian Tausiah: Inti Acara

Sesi ini diisi oleh ulama atau ustaz yang dipercaya untuk memberikan tausiah mengenai khitan.

Isinya mencakup prosesi khitanan sejak zaman Nabi, perintah khitan dari Allah SWT, manfaatnya, dan harapan untuk anak yang menjalani khitanan.

5. Pemotongan Tumpeng: Simbolis dan Formalitas

Simbolis dan formalitas, pemotongan tumpeng melambangkan sahnya khitanan dan kewajiban menjalankan salat karena telah hilang najisnya.

Sesi ini sering mengikuti adat Jawa dan diiringi ucapan selamat dari para hadirin.

6. Hiburan: Pelengkap dan Tradisi Lokal

Meskipun formalitas, beberapa daerah menambahkan hiburan seperti tarian, pertunjukkan wayang, atau seni daerah setempat.

Sesi ini menjadi pelengkap dan menarik perhatian para hadirin.

7. Penutup/Doa: Puncak Acara

Sesi penutup menjadi puncak acara dengan doa penutup yang disampaikan oleh ustaz atau ulama yang memberikan tausiah.

Doa ini bertujuan memberikan keselamatan dunia dan akhirat bagi anak yang menjalani khitan, serta harapan agar menjadi anak yang sholeh dan taat pada perintah Allah SWT.

Dengan susunan acara yang penuh makna ini, tradisi khitanan dijalankan dengan tetap menghormati syariat Islam dan memberikan momen berharga bagi keluarga dan anak yang berkhitan.

Baca Juga: Kolaborasi Yayasan Baitul Maal PLN dan Srikandi UID S2JB dalam Acara Khitanan Massal Gratis

Penulis : Kiki Luqman Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV, Tribun News


TERBARU