> >

Awas! Cuaca Panas Dapat Akibatkan 7 Masalah Kulit Ini, Cegah sebelum Terjadi

Beauty and fashion | 20 Desember 2023, 11:05 WIB
Ilustrasi. Tidak hanya membuat kegerahan, cuaca panas juga dapat berdampak pada kondisi kulit. Berikut 7 masalah kulit yang diakibatkan cuaca panas. (Sumber: Freepik)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Belakangan ini, masyarakat mengeluhkan cuaca panas yang kembali terjadi di beberapa wilayah di Indonesia meski musim hujan sudah mulai masuk.

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengonfirmasi adanya peningkatan suhu di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari terakhir.

Menurutnya, perubahan cuaca panas di beberapa wilayah disebabkan dinamika atmosfer yang kompleks, termasuk dampak El Nino dan Dipole Mode Positif, serta distribusi curah hujan yang belum merata.

“Kondisi tersebut tentunya dipengaruhi oleh kondisi dinamika atmosfer di mana dalam beberapa hari terakhir aktivitas fenomena atmosfer yang cukup berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan,” ujarnya, Minggu (17/12/2023).

Tidak hanya membuat kegerahan, cuaca panas juga dapat berdampak pada kondisi kulit. Dikutip dari Nakita.grid.id, berikut 7 masalah kulit yang diakibatkan oleh cuaca panas, dan cara mengatasinya.

7 Masalah Kulit yang Diakibatkan Cuaca Panas

1. Jerawat

Jerawat bukanlah masalah yang terbatas pada masa pubertas. Jerawat muncul ketika keringat bersatu dengan bakteri dan minyak pada kulit, yang mengakibatkan penyumbatan pada pori-pori kulit.

Minyak yang berlebihan dan peningkatan produksi keringat sering kali terjadi terutama saat musim panas. Jerawat saat musim panas dapat diatasi dengan rutin menyeka keringat menggunakan handuk atau kain bersih.

Selain itu, penting untuk sering mengganti pakaian, ikat rambut, handuk, dan topi.

Saat mandi, disarankan untuk menggunakan pembersih non-comedogenic pada wajah, leher, punggung, dan dada.

Baca Juga: Cuaca Panas di Jawa-Nusa Tenggara Berlangsung 3-4 Hari ke Depan, Kapan Hujan? Ini Kata BMKG

2. Kulit kering dan iritasi kulit

Kulit kering dan iritasi kulit sering kali muncul pada musim panas di daerah tropis yang ditandai oleh kelembapan udara tinggi. Ciri-cirinya adalah cuaca cerah dengan langit berawan dan kurangnya hujan.

Pada kondisi seperti ini, udara terasa gerah, yang dapat menyebabkan kulit cenderung mengalami kekeringan. Selain itu, sering berada di dalam ruangan ber-AC juga dapat membuat kulit menjadi lebih cepat kering.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, disarankan untuk sering mandi dengan air dingin, meningkatkan asupan air putih, dan mengonsumsi buah-buahan.

Setelah mandi, penting untuk menggunakan pelembap guna menjaga kelembapan kulit. Selain itu, sebelum keluar rumah, disarankan untuk menggunakan tabir surya, idealnya dengan losion dan perlindungan spektrum luas, SPF 30+, dan sifat tahan air.

Penting untuk menghindari penggunaan pembersih wajah, sabun, dan sampo yang berlabel anti-bakteri atau antiseptik, karena dapat menyebabkan kulit menjadi kering.

Sebaiknya hindari juga penggunaan deodoran, karena dapat menyebabkan kekeringan pada kulit.

3. Folikulitis

Folikulitis terjadi ketika folikel rambut (tempat pertumbuhan setiap helai rambut di tubuh) mengalami infeksi. Gejala folikulitis dapat mirip dengan jerawat, namun cenderung menyebabkan rasa gatal dan terasa empuk saat disentuh.

Untuk mengurangi risiko terkena folikulitis, disarankan untuk rutin mengganti pakaian dalam dan luar, terutama setelah beraktivitas.

Saat membersihkan diri dan mandi, sebaiknya menggunakan air dingin. Pilihlah pakaian yang longgar, terbuat dari bahan katun, dan memiliki kemampuan menyerap keringat.

Baca Juga: Cuaca Panas Membawa Berkah Bagi Penjual Loloh Cem-cem Minuman Khas Bangli

4. Melasma

Pada musim panas, kegiatan di luar ruangan dapat memberikan kesenangan tersendiri. Namun, perlu diingat, paparan sinar matahari dapat menyebabkan munculnya noda cokelat keabu-abuan pada wajah, yang dikenal sebagai melasma. Melasma juga dapat muncul pada lengan bawah dan leher.

Wanita, terutama mereka yang sedang hamil, memiliki risiko lebih tinggi mengalami melasma dibandingkan dengan pria.

Selama kehamilan, melasma sering disebut sebagai "topeng kehamilan" karena hormon memiliki peran dalam memicu munculnya kondisi ini.

Melasma dapat diatasi dengan penggunaan tabir surya setiap hari dan perlu untuk mengoleskan kembali tabir surya setiap 2 jam.

Ahli dermatologi juga merekomendasikan untuk menggunakan topi bertepi lebar saat berada di luar ruangan sebagai langkah perlindungan tambahan.

5. Ruam

Ruam sering kali muncul terutama selama musim panas, terutama pada anak-anak dan mereka yang memiliki kulit sensitif. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa risih, gatal, perih, dan ketidaknyamanan secara umum.

Pada anak-anak, ruam sering kali dapat membuat mereka menjadi rewel dan kesulitan tidur. Penting untuk dihindari menggaruk ruam karena hal tersebut dapat menyebabkan risiko infeksi.

Ruam terjadi karena kelenjar keringat tertutup, sehingga keringat tidak dapat keluar dengan baik. Bagi mereka yang pernah mengalami ruam, terutama yang mengalami kondisi ini secara berkala, disarankan untuk tidak menggunakan bedak pada kulit.

Penting untuk menghindari segala hal yang dapat menyebabkan kulit tertutup, seperti penggunaan popok, pemakaian pakaian ketat, pakaian berbahan sintetis, dan sebagainya.

Untuk mencegah timbulnya ruam, disarankan untuk selalu mengenakan pakaian yang ringan dan longgar, terutama yang terbuat dari katun.

Bagi mereka yang memiliki kulit sensitif, sebaiknya menghindari debu yang kerap menjadi masalah pada musim panas. Oleh karena itu, salah satu solusinya adalah mandi sesering mungkin dengan menggunakan air dingin.

Baca Juga: Cek 6 Bahan Alami Ini, Ternyata Bisa Mengatasi Kulit Kering Kamu, Apa saja?

6. Alergi matahari

Alergi matahari ditandai dengan munculnya benjolan merah, bersisik, dan sangat gatal pada kulit yang terpapar sinar matahari setelah beraktivitas di bawahnya. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bahkan dapat menyebabkan kulit mengalami luka lecet.

Untuk mencegah kondisi ini, disarankan untuk menjaga agar kulit tetap tertutup setiap kali keluar ruangan. Sebelum beraktivitas di luar ruangan, sebaiknya menggunakan tabir surya yang memberikan perlindungan spektrum luas, tahan air, dan memiliki tingkat SPF 30 atau lebih.

Selain itu, hindarilah penggunaan obat yang dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti ketoprofen (yang dapat ditemukan dalam beberapa obat pereda nyeri), serta antibiotik seperti tetrasiklin, doksisiklin, dan minosiklin.

7. Kulit terbakar

Kulit terbakar karena sinar matahari atau sunburn membuat kulit menjadi kemerahan dan terasa terbakar. Oleh karena itu, saat musim panas, penting untuk beraktivitas di tempat yang teduh setiap kali keluar ruangan.

Untuk mengatasinya, kenakan topi bertepi lebar, kacamata hitam, baju lengan panjang, dan celana panjang sebagai perlindungan tambahan.

Selain itu, gunakan juga tabir surya yang menawarkan perlindungan spektrum luas, SPF 30+, dan tahan air untuk mencegah sunburn.

 

Penulis : Almarani Anantar Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Nakita.grid.id


TERBARU