> >

Hanya Mitos, Ini Penjelasan Medis soal Sunat Jin, Bahaya Jika Tak Segera Ditangani

Kesehatan | 28 September 2023, 18:51 WIB
Ilustrasi anak disunat. Penjelasan medis soal fenomena yang kerap disebut 'sunat jin'.(Sumber: TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN.)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Fenomena sunat jin masih sering terdengar terutama dari masyarakat di daerah pedesaan dan pinggiran kota.

Dokter Spesialis Urologi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Budi Himawan menegaskan, fenomena yang kerap disebut "sunat jin" oleh masyarakat awam hanyalah mitos belaka.

Menurut penjelasannya, sunat jin justru merupakan kondisi gawat darurat dalam bidang medis.

Kejadian tersebut dalam dunia medis, kata dia, dinamakan sebagai parafimosis yang merupakan kelainan akibat tindakan tertentu, dan hipospadia yang merupakan kelainan bawaan.

Dia memaparkan, parafimosis adalah kelainan pada penis yang terjadi akibat kulup penis tertarik ke arah belakang leher kepala penis dan tidak bisa kembali ke posisi semula. 

"Hal ini dapat terjadi pada penis yang belum disunat atau dilakukan tindakan sirkumsisi,” kata Budi dalam diskusi secara daring, Senin (25/9/2023).

"Biasanya kondisi itu terjadi saat anak-anak bermain dengan penisnya lalu tidak sengaja membawa kulup ke arah belakang sampai tak bisa kembali, sehingga seakan-akan sudah disunat. Akhirnya orangtuanya mengira kondisi itu merupakan sunat jin,” ujarnya.

Baca Juga: 7 Tips Minum Kopi untuk Menurunkan Berat Badan Menurut Ahli Diet, Tak Hanya Kurangi Gula Saja

Kondisi tersebut, kata Budi, terjadi karena adanya jeratan di bagian leher kepala penis, yang jika dibiarkan akan menyebabkan bengkak.

Oleh karena itu, tindakan medis harus segera dilakukan.

“Pada tahap awal, kondisi itu bisa dikembalikan seperti semula. Namun, jika itu dibiarkan, maka bisa terjadi kerusakan penis,” tegasnya.

Sedangkan hipospadia merupakan kelainan genital bawaan sejak lahir akibat gagal tumbuh penis, sehingga letak lubang kencing atau uretra bayi tak normal.

Pada kondisi normal, uretra terletak di ujung penis, sedangkan uretra bayi dengan hipospadia ada di bagian bawah penis.

Hal ini, kata dia, mengakibatkan bayi dengan hipospadia mengalami gejala antara lain percikan urine tak normal saat buang air kecil, dan kulup hanya menutupi bagian atas kepala penis.

Kemudian, bentuk penis melengkung ke bawah atau bengkok, serta terlihat seperti sudah disunat.

Baca Juga: Awas Bisa Membawa Berbagai Penyakit, Berikut 7 Cara Usir Kecoak dari Rumah

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV/Harian Kompas.


TERBARU