> >

Deteksi Kanker Serviks Bisa Lewat Urine, Begini Caranya

Kesehatan | 7 Agustus 2023, 12:44 WIB
Ilustrasi vaksin kanker serviks. Deteksi kanker serviks saat ini sudah bisa dilakukan melalui tes urine. (Sumber: Thinkstockphotos via Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kanker serviks atau kanker leher rahim kini bisa dideteksi melalui urine. 

Adalah PT Bio Farma (Persero), perusahaan farmasi di Indonesia, yang mengembangkan kit diagnostik bernama CerviScan. Kit diagnostik ini dapat mendeteksi DNA dari virus HPV ( human papillomavirus)  penyebab kanker serviks. 

Caranya dengan pemeriksaan sampel urine, selain dari swab lendir serviks. 

Manajer Produk PT Bio Farma (Persero) Rizka Noviandari mengatakan bahwa alternatif pemeriksaan ini diharapkan dapat mengatasi ketidaknyamanan yang biasa terjadi pada pemeriksaan IVA dan pap smear.

Baca Juga: Penting untuk Cegah Kanker Serviks, Melanie Subono Ajak Perempuan Vaksin HPV

”Sejumlah perempuan enggan melakukan skrining kanker serviks dengan IVA ataupun pap smear karena mereka malu dan tidak nyaman dengan pemeriksaan yang dilakukan,” ujar Rizka, seperti dikutip dari Kompas.id.

“Pada dua metode tersebut pengambilan sampel pemeriksaan dilakukan di organ kewanitaan bagian dalam, lebih tepatnya di leher rahim,” sambungnya.

Sementara uji klinik CerviScan cukup mengambil sampel urine saja. 

Uji klinik ini  telah dilakukan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo dengan menggunakan 900 sampel dari perempuan Indonesia. 

Hasil pengujian menunjukkan sensitivitas kit diagnostik ini pada sampel urine mencapai 80,30 persen dan pada sampel apusan tes usap leher rahim mencapai 96,43 persen.

”Meski sensitivitas pada sampel urine tidak setinggi sampel dari apusan serviks, itu sudah cukup baik,” ujar Rizka.

Baca Juga: Pemerintah akan Beri Vaksin Kanker Serviks Gratis Mulai Tahun Ini

Bagaimana Cara Mendapatkan CerviScan?

Pemeriksaan HPV DNA dengan kit diagnostik CerviScan dapat diakses melalui jejaring laboratorium Kimia Farma dengan kisaran harga Rp400.000. 

Proses pemeriksaan melibatkan pengambilan sampel urine atau apusan bagian serviks, dilanjutkan dengan ekstraksi DNA dari sampel tersebut dan pemeriksaan di mesin PCR. 

Proses ini memakan waktu sekitar satu hari. Hasil pemeriksaan dapat berlaku hingga lima tahun, tetapi jika hasilnya positif, tes lanjutan dengan IVA dan deteksi lesi prakanker diperlukan.

Kanker Serviks di Indonesia

Sebagai informasi, jumlah kasus kanker serviks di Indonesia menempati urutan kedua terbesar setelah kanker payudara, berdasarkan data Globocan atau Global Burden of Cancer Study pada 2020. 

Dalam tahun yang sama, terdapat 36.633 kasus baru dan 21.003 kematian akibat kanker serviks di Indonesia. Angka tersebut menunjukkan ada sekitar 50 kasus kanker serviks yang terdeteksi setiap hari, dengan lebih dari dua kematian setiap jam akibat penyakit ini.

Salah satu cara efektif untuk mencegah infeksi virus HPV yang menyebabkan kanker serviks adalah dengan vaksinasi HPV. Selain itu, terdapat beberapa pilihan pemeriksaan untuk mendeteksi kanker serviks, seperti pemeriksaan IVA (inspeksi visual asam asetat), pap smear, dan pemeriksaan HPV DNA.

Baca Juga: Vaksin Kanker Serviks Wajib Mulai 2022, Gratis Buat Kelompok Sasaran

Meskipun ada beberapa cara untuk mendeteksi kanker serviks, cakupan penapisan di Indonesia masih sangat rendah. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia pada 2021, cakupan penapisan kanker serviks hanya mencapai 1,77 persen. 

Angka tersebut jauh dari target, yakni 70 persen perempuan usia subur (30-50 tahun) melakukan penapisan kanker serviks, dengan total target sasaran sebanyak 41,3 juta perempuan usia subur. 

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas.id


TERBARU