> >

Gaduh Warga Meninggal usai Konsumsi Sapi yang Terjangkit Antraks, Simak Gejalanya pada Manusia

Kesehatan | 5 Juli 2023, 20:05 WIB
Ilustrasi positif antraks. Ini gejala antraks pada manusia. (Sumber: Kompas.com)

Terdapat tiga bentuk utama antraks pada manusia, yaitu antraks kulit, antraks paru-paru, dan antraks usus. Gejala yang muncul dapat berbeda, tergantung pada bentuk antraks yang dialami oleh seseorang.

Baca Juga: 1 Orang Meninggal dan Jangkiti Puluhan Lainnya, Begini Penularan Antraks dari Ternak ke Manusia

1. Antraks Kulit

Antraks kulit adalah bentuk paling umum dari penyakit ini. Gejala awal biasanya muncul dalam waktu 1-7 hari setelah terpapar bakteri antraks. 

Gejala awal yang muncul dapat mirip dengan flu atau pilek, termasuk demam, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot. Namun, beberapa hari kemudian, akan muncul lesi berwarna kemerahan yang membesar dan terasa gatal. 

Lesi tersebut kemudian akan berkembang menjadi benjolan yang berisi cairan berwarna gelap. Tanpa pengobatan yang tepat, lesi ini dapat pecah dan membentuk kerak yang dalam, dan infeksi dapat menyebar ke area lain dari tubuh.

2. Antraks Paru-Paru

Antraks paru-paru merupakan bentuk antraks yang paling serius dan potensial mematikan. Gejala awalnya mirip dengan flu biasa, seperti demam, batuk, sakit tenggorokan, dan nyeri otot. 

Namun, beberapa hari kemudian, gejala tersebut berkembang menjadi sesak napas, sakit dada, dan mungkin batuk darah. Antraks paru-paru membutuhkan perawatan segera, karena dapat menyebabkan gagal napas dan kematian.

Baca Juga: 85 Warga Gunungkidul Poisitif Antraks, Diduga Konsumsi Hewan Ternak yang Mati Karena Sakit

3. Antraks Usus

Antraks usus adalah bentuk yang jarang terjadi pada manusia dan umumnya terjadi setelah mengonsumsi daging yang terkontaminasi oleh bakteri antraks. Gejala antraks usus meliputi sakit perut hebat, mual, muntah, diare yang berdarah, dan demam. 

Penyakit ini juga memerlukan perawatan segera, karena dapat menyebabkan dehidrasi dan kerusakan pada organ-organ dalam tubuh.

 

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Cleveland Clinic


TERBARU