> >

Psikolog: Main Roleplay di Medsos Bikin Anak Tak Bisa Bedakan Realitas dan Imajinasi

Tren | 21 Juni 2023, 12:43 WIB
Ilustrasi. Psikolog ungkap dampak negatif bermain roleplay di sosial media (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Psikolog dari Personal Growth Shierlen Octavia mengatakan permainan roleplay atau RP yang dilakukan di sosial media yang baru-baru ini viral, memang bisa membawa dampak buruk.

Terlebih, jika tidak ada pendampingan dan arahan dari orang tua. Pasalnya, kata Shierlin, permainan roleplay di sosmed berpotensi dilakukan tak sesuai dengan norma yang berlaku.

Seperti peran tindak kriminal atau melakukan hal-hal yang tak pantas dengan usianya. Risikonya, anak bisa belajar menerapkan perilaku negatif tersebut ke dalam kehidupan sehari-harinya.

"Meskipun menyenangkan, permainan ini dapat memberi dampak buruk bagi anak jika dilakukan tanpa pengawasan orang tua," ujar Shierlin, Selasa (20/6/2023), dikutip dari Kompas.com.

Selain itu, apabila perkembangan kognitif dan emosional anak yang bermain roleplay belum matang, bisa membuat dirinya kesulitan membedakan antara realitas dan imajinasi.

Baca Juga: Apa Itu Roleplay yang Viral di TikTok? Ternyata Ini Dampak Positif dan Negatifnya

"Oleh karena itu, dalam aktivitas roleplay anak, orang dewasa harus mendampingi dan memastikan bahwa aktivitas-aktivitas dalam roleplay yang dilakukan aman," terangnya.

Selain itu, penting bagi orangtua menjelaskan bahwa identitas anak dan perannya dalam roleplay berbeda, sehingga anak tetap mampu membedakan mana yang merupakan kegiatan bermain dan mana realitas.

"Ini juga penting agar anak tetap dapat bersosialisasi dengan orang lain di dunia nyata," pungkasnya.

Terlepas dari roleplay di sosmed, Shierlin menjelaskan bahwa roleplay sebenarnya juga bisa berdampak positif jika dilakukan dengan tujuan baik dan pendampingan orang tua.

Ia menjelaskan, pada dasarnya aktivitas roleplay atau pretend play merupakan aktivitas bermain yang umum dilakukan anak-anak dan dimulai saat anak berusia sekitar 15-18 bulan.

Baca Juga: Waspada Permainan Roleplay yang sedang Viral di TikTok! Bisa Bikin Anak Impulsif dan Anti-Sosial!

Aktvitas roleplay yang dilakukan anak-anak itu biasanya belajar meniru dari orang lain terutama anak yang lebih tua atau orang dewasa

"Anak-anak biasanya akan berpura-pura menjadi orang dewasa. Misalnya, anak mungkin akan membayangkan dirinya sebagai seorang dokter atau ibu rumah tangga, dan sebagainya," terangnya.

Penelitian menunjukkan bahwa bermain peran bisa membantu anak untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sosial, bahkan mengelola emosi.

 

Hal ini karena saat bermain peran, anak akan dituntut untuk berpikir dan menjelaskan kejadian melalui sudut pandang orang lain.

Permainan roleplay juga bisa membuat anak dapat belajar mengenali emosi dan berempati terhadap orang lain.

Sebelumnya, warganet di media sosial Twitter dan TikTok ramai membahas mengenai seorang ayah yang memarahi anaknya karena memainkan game RP atau roleplay.

Alasan sang ayah marah karena anaknya memainkan roleplay secara online bersama para pengguna TikTok yang tak dikenalnya. 

Penulis : Dian Nita Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas.com


TERBARU