> >

Belajar dari Kasus Fajri, Pria Berbobot 300 Kg, Ketahui Penyebab Obesitas Pada Anak dan Dewasa

Kesehatan | 11 Juni 2023, 11:51 WIB
Fajri, pria obesitas yang memiliki bobot hampir 300 kilogram. Kenali penyebab obesitas (Sumber: Tribunnews)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Di balik kasus Muhammad Fajri (27), pria obesitas dengan bobot hampir menyentuh 300 kilogram, dokter mengingatkan agar setiap orang harus memedulikan gaya hidupnya.

Berdasarkan pernyataan Direktur Utama, RSUD Kota Tangerang yakni dr O.U Taty Damayanti, sudah 8 bulan Fajri terbujur di kasurnya tanpa bisa beraktivitas apapun.

Taty mengatakan, Fajri sebenarnya sudah memiliki potensi obesitas sebelumya, namun karena tidak melakukan kegiatan apapun, berat badannya pun semakin bertambah.

“Secara urutan kronologis, 8 bulan terakhir ini Fajri terbujur di kasur tidak bisa beraktivitas apa-apa. Sebelumnya, potensi obesitas sudah ada karena bobot tubuhnya sudah di angka 120 kilogram, pada 8 bulan lalu. Karena tidak ada aktivitas, tiduran saja di situlah terjadi peningkatan berat badan yang berlebih hingga kini diperkirakan di atas 250 kilogram,” kata Taty, Jumat (9/6/2023).

Adapun dokter Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Septo Sulistio mengatakan orang tua Fajri memiliki tubuh yang normal sehingga obesitas yang dialami pemuda tersebut diduga bukan faktor genetik.

dr. Septo mengingatkan bahwa pencegahan obesitas bisa dimulai dari diri sendiri dengan cara lebih peduli pada kesehatan pribadi.

"Setiap orang harus bertanggung jawab atas kesehatannya, dia harus menjaga kesehatannya, pola makannya, aktivitasnya. Kalau dari diri sendiri tidak bisa termotivasi untuk menjaga kesehatan, akan susah untuk mengharapkan orang lain untuk mengingatkan kita," kata dr. Septo.

Baca Juga: Fajri, Pria Obesitas Berbobot 300 Kg Sudah 8 Bulan Hanya Terbaring di Kasur, Dokter: Tiduran Saja

"Kalau bisa dilihat keluarga pasien, semua dalam kondisi normal, sehingga mungkin saja ada sesuatu dengan MF ini yang kita belum tahu ada apa," lanjutnya.

Apa Itu Obesitas?

Melansir kemkes.go.id, Minggu (11/6), obesitas adalah kondisi saat lemak menumpuk di dalam tubuh yang banyak akibat kalori yang masuk lebih banyak dibanding yang dibakar.

Obesitas ditandai dengan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) 30 atau lebih, banyak berkeringat, terdapat penumpukan lemak pada beberapa bagian tubuh, mudah lelah, dan nyeri sendi. 

Berdasarkan data World Health Organization di tahun 2016, ada sekitar 650 juta penduduk usia dewasa yang mengalami obesitas. Sementara di tahun 2020, ada sekitar 39 juta anak usia di bawah 5 tahun yang menderita obesitas.

Sedangkan data dari Riset Kesehatan Dasar Indonesia di tahun 2018 menunjukkan bahwa 22 persen atau sekitar 625.000 orang dewasa di Indonesia menderita obesitas.

Penyebab Obesitas Pada Anak

Penyebab utama obesitas pada anak adalah kebiasaan atau gaya hidup yang ditiru oleh orang tua dan pengasuh mereka.

Oleh karena itu, orang tua dianjurkan untuk mengajari anak tentang kebiasaan makan yang sehat dan mendorong mereka untuk tetap aktif secara fisik. Berikut penyebab obesitas pada anak.

1. Genetik atau faktor keturunan. selain itu obesitas diakibatkan oleh pola makan dan gaya hidup anak yang serupa dengan orangtuanya.

2. Kebiasaan makan, sering mengonsumsi makanan siap saji dan olahan yang cenderung tinggi lemak dan gula namun rendah serat. Makanan berlemak dan bergula mempunyai kepadatan energi yang tinggi.

3. Jarang aktivitas fisik, dengan kemajuan teknologi, rata-rata anak memanfaatkan waktu luang dengan bermain di dalam rumah dibanding di luar rumah. Mereka lebih gemar menonton televisi, bermain gadget, game komputer/ videogame. Menonton televisi lebih dari 5 jam dapat meningkatkan risiko Obesitas.

Baca Juga: Proses Pemindahan Pria Obesitas 300 Kg dari RSUD Tangerang ke RSCM Jakarta Libatkan 2 Alat Berat

Penyebab Obesitas pada Orang Dewasa

Obesitas juga bisa dialami oleh orang dewasa seiring dengan gaya hidupnya yang terus menurun. Namun, kegemukan pada orang dewasa juga bisa dialami karena faktor genetik.

Selain genetik, berikut penyebab obesitas pada orang dewasa.

1. Pola Makan Tidak Sehat

Pola makan yang tidak sehat dapat membuat jumlah asupan kalori ke tubuh memiliki dampak langsung terhadap berat badan.

Sebagai contoh, konsumsi kalori yang lebih banyak daripada yang dibakar tubuh tentu dapat memicu kenaikan berat badan. Akibat dari pola makan tidak sehat, juga dipengaruhi oleh pemilihan makanan dan kebiasaan makan seperti :

  • Kurang mengonsumsi buah dan sayur.
  • Mengonsumsi makanan berlemak yang berlebih.
  • Mengonsumsi minuman manis atau berkalori tinggi.
  • Sering melewatkan sarapan.
  • Porsi makan yang berlebihan.
  • Sering mengonsumsi makanan cepat saji.

3. Jarang Bergerak atau Berolahraga.

Peningkatan risiko obesitas juga dipengaruhi oleh kurangnya aktivitas dan olahraga dibandingkan pola makan tidak sehat

4. Penyakit dan Obat Tertentu.

Ada penyakit yang menjadi penyebab obesitas karena kenaikan berat badan yang berlebihan yaitu sindrom ovarium polikistik.

Sementara itu, penggunaan obat tertentu bisa memicu berat badan berlebih. Kemungkinan karena ada kemungkinan tubuh terpapar bahan kimia dari obat tersebut dan hal ini turut dipengaruhi oleh peran mikrobioma.

5. Usia

Perubahan hormon dan gaya hidup kurang gerak (kurang aktif) akan terjadi seiring bertambahnya usia dan dapat menjadi faktor risiko dari obesitas.

Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, kemkes.go.id


TERBARU