> >

Menghias Kue dengan Glitter? Periksa Dulu Keamanan dan Komposisinya

Cerita rasa | 29 Oktober 2021, 09:15 WIB
Seorang pembuat kue membubuhkan bubuk glitter ke atas stroberi lapis cokelat buatannya. (Sumber: Associated Press)

NEW YORK, KOMPAS.TV — Saat ini, seni menghias kue sudah semakin maju dan kreatif. Seringkali demi alasan estetis, kue dihias dengan bubuk glitter yang berkilauan.

Namun ternyata sebagian glitter mengandung logam beracun yang tidak aman dimakan. 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan dalam sebuah laporan yang dirilis Kamis (28/10/2021), meskipun ada glitter diberi label “tidak beracun”, namun bukan berarti ia bisa dimakan.

Sebagian glitter memang hanya dibuat untuk kebutuhan dekoratif, namun tidak untuk dimakan.

Laporan tersebut mengutip penyelidikan yang dilakukan oleh pejabat kesehatan di dua negara bagian, yang melakukan penelitian tentang penyakit dari makanan menggukan bubuk berkilau tersebut.

Baca Juga: 12 Tahun Jualan Kue,  Ibu Muliati Bermimpi Punya Kios

Pejabat kesehatan Rhode Island menyelidiki laporan pada 2018 dari enam anak yang jatuh sakit setelah pesta ulang tahun, dengan gejala muntah-muntah dan diare yang konsisten, juga mengalami keracunan logam berat.

Mereka semua memakan kue dengan lapisan frosting tebal yang dicampur dengan glitter berwarna emas.

Pengujian menggunakan sepotong kue yang tersisa menunjukkan bahwa kue tersebut mengandung tembaga. Laporan itu mencatat, glitter itu diberi label "tidak dapat dimakan", "tidak beracun", dan "hanya untuk dekorasi."

Pejabat kesehatan negara bagian menemukan penggunaan luas dari glitter yang tidak dapat dimakan di toko roti lain.

Brendalee Viveiros, pakar keamanan pangan di departemen kesehatan Rhode Island dan salah satu penulis laporan CDC, mengatakan, negara bagian tersebut mengeluarkan panduan tentang penggunaan debu berkilau untuk keperluan bisnis.

Pada 2019, laporan itu juga mencatat bahwa pejabat kesehatan Missouri menyelidiki glitter yang diberi label “primrose petal dust”, yang kemudian digunakan untuk menghias kue. Ternyata glitter tersebut mengandung timbal.

Baca Juga: Melukis 3 Dimensi Di dalam Kue Puding, Memang Bisa?

Glitter itu digunakan untuk menghias kue ulang tahun, yang kemudian dimakan oleh seorang anak berusia 1 tahun.

Anak tersebut kemudian mengalami peningkatan kadar timbal dalam tubuhnya. Dari tes laboratorium kemudian ditemukan bahwa glitter tersebut mengandung timbal sebanyak 25 persen.

Seperti dikutip dari The Associated Press, penasihat publik dari Food and Drug Administration juga memperingatkan tentang potensi bahaya dengan memakan glitter dekoratif.

Pembuat kue disarankan untuk memeriksa label produk glitter yang akan digunakan pada makanan. 

Produk glitter tersebut harus mencantumkan daftar komposisinya.

Jika glitter tersebut hanya mencantumkan label "tidak beracun" atau "hanya untuk tujuan dekoratif" dan tidak mencantumkan daftar komposisi, maka produk tersebut tidak boleh digunakan untuk makanan.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Fadhilah

Sumber : Associated Press


TERBARU