Ratusan Menu Kuliner Masa Lampau Tersimpan di Relief Candi Borobudur, Ini Tiga Contohnya
Cerita rasa | 5 April 2021, 17:10 WIB"Ini jadi salah satu misi kami dalam memperkenalkan Indonesia sebagai pusat budaya makanan,” ujarnya.
Baca Juga: Ganjar Ngaku Ide Candi Borobudur Jadi Rumah Ibadah Buddha Dunia Pernah Disampaikan ke Wapres Budiono
Pamong budaya ahli madya Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Pemprov Jawa Tengah, Riris Purbasari mengatakan, penelusuran menu kuliner relief Candi Borobudur dan dua candi lainnya dilakukan sejak 2017.
Periode abad ke-8 sampai ke-10 dipilih berdasarkan catatan sejarah pada waktu itu Mataram Kuno berada di wilayah Jawa Tengah.
Sebenarnya ada 104 Prasasti Penetapan Sima yang menjadi objek penelusuran menu kuliner masa lalu. Namun, baru 17 prasasti yang diteliti. Di dalamnya terdapat 103 menu kuliner yang terdiri dari makanan dan minuman.
Prasasti Penetapan Sima adalah sebuah catatan tentang sebuah wilayah yang ditetapkan menjadi daerah perdikan atau bebas pajak. Prasasti tersebut ditulis dengan bahasa dan aksara Jawa Kuno atau Kawi.
Di dalamnya berisi perayaan sebuah daerah menjadi perdikan, termasuk mencatat jumlah hadirin dan diakhiri dengan nama-nama menu hidangan yang disajikan.
"Biaya ritual penetapan Sima ini ditanggung oleh penerima Sima, mereka yang menerima memang tidak membayar pajak, tetapi biaya pajak untuk memuliakan bangunan suci, seperti candi," ucapnya.
Relief Candi Borobudur yang menggambarkan menu makanan ini, salah satunya berada di lorong pertama dinding atas dan bawah, sementara Candi Prambanan digambarkan di relief candi Brahma berupa hidangan di atas piring.
"Menu kuliner yang ada di relief candi Borobudur, Prambanan, dan Cabean Kunti diinterpretasikan berdasarkan daftar makanan yang tercatat di prasasti," tuturnya.
Baca Juga: Penemuan Benda Bersejarah di Candi Gedog Blitar
Sumartoyo, pelestari kuliner tradisional, mengungkapkan kesulitan dalam menghidangkan kuliner yang tergambar dalam relief candi adalah menginterpretasikan rasa dan bumbu.
"Sangat terbatas, misal memunculkan rasa pedas, karena pada masa itu belum mengenal cabai," kata Toyo.
Meskipun demikian, ia menilai hidangan yang disajikan pada saat itu bukan sekadar memenuhi kebutuhan pangan karena sudah mencapai kesadaran menu sehat.
Menu di relief candi itu sudah memikirkan kebutuhan protein, vitamin, rendah kalori, dan sebagainya.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV