Di Balik Layar Breaking News Virus Corona dari Batam
Sosial | 2 Maret 2020, 12:42 WIBTiba-tiba ponsel saya berbunyi. Suara diseberang telpon, meminta saya melakukan laporan langsung melalui ponsel (live by phone). Melaporkan situasi terkini terkait kedatangan 238 WNI dari Wuhan, China.
Akibat terbatas akses, isi siaran langsung adalah laporan pandangan mata saya tentang kegiatan di sekitar pesawat Airbus milik Batik Air, dan proses pemindahan penumpang yang akan terbang ke pusat observasi virus corona di Natuna.
Wajah menempel ke kaca jendela, sambil berjinjit di sepanjang laporan. Pegel!
Malam itu, 31 januari 2020, dengan terburu-buru, bingung, senang dan takut. Saya berusaha menyelesaikan tugas siaran malam.
Persis 10 menit sebelumnya, koordinator peliputan menelpon dan menugaskan saya untuk berangkat ke Batam dengan penerbangan paling pagi, besok. Ini bukan sembaran dinas Luar Kota. Saya mendapat penugasan meliput WNI yang dievakuasi dari Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok.
Sambil siaran saya menelpon ibu, minta dibantu disiapkan beberapa kemeja dan peralatan lainnya untuk dinas luar kota. Saya juga meminta adik saya untuk mencarikan masker dan vitamin. Karena memang wabah Virus Corona menjadi momok yang menakutkan.
Masker N95 seharga 70 ribu rupiah saya dapat di Jakarta dan beberapa vitamin menjadi bekal saya untuk berangkat ke Batam. Juru kamera saya, Vebry Jemz juga telah menyiapkan goggle dan masker khusus untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Keesokan harinya, pukul 9 pagi kami tiba di Bandara Hang Nadim, Batam. Kami segara mengkontak Kontributor di Batam, Bang Delfis. Sebenarnya dia adalah kontributor di Tanjung Pinang, tetapi ditugaskan ke Batam, karena Riki yang bertugas di Batam berangkat ke Natuna.
Hari itu, gedung VIP bandara Hang Nadim batam penuh kebingungan. Sejumlah otoritas seperti Komandan Landasan Udara, Kepala Bandara, hingga Kapolres bungkam.
Ada informasi menyebut Batam hanya menjadi tempat transit, dan mereka akan menjalani karantina di Natuna.
Sabtu siang, kami baru mendapat penjelasan dari Walikota, KKP batam dan juga dari TNI. Batam siap menjadi tempat transit dan sedang menunggu 3 pesawat yang akan membawa 238 WNI ke Natuna.
Dari Wuhan, China, saudara kita dijemput dengan pesawat komersil milik Batik Air.
Malam harinya, saat berkumpul di ruang VIP Bandara Hang Nadim, kami dengar suara gemuruh pesawat akan mendarat. Ternyata, itu suara dari pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara.
Kami sempat kesulitan untuk mengambil gambar karena dihalangi petugas. Meski harus menerobos alang-alang, juru kamera saya, Vebry Jamz berhasil mengambil gambar 3 pesawat tersebut.
Informasi tentang kedatangan dari Wuhan simpang siur. Ada yang menyebut pukul 2 dini hari, 4 pagi hingga pukul 9 pagi. Kami memutuskan untuk tidur di lobi gedung VIP bandara, agar tidak kehilangan momen penting ini.
Pengamanan bandara diperketat. Tentara menjaga semua jalur menuju kawasan kargo. Pejabat kantor imigrasi dan KKP Batam mondar mandir masuk ke gedung VIP. Diikuti sejumlah pejabat dari Kementerian Luar Negeri, petugas kantor kesehatan pelabuhan kota batam, hingga TNI dan Polri.
Namun, semuanya tetap bungkam tentang apa yang sedang terjadi.
Pukul 8 pagi, suasana mendadak ramai. Kami berlari menuju terminal kedatangan. Meski diijinkan masuk, tetap saja berkali-kali ditanya apakah memiliki ijin saat melewati dua pos penjagaan.
Kami wartawan televisi bersaing mendapatkan lokasi terbaik untuk mengambil gambar.
Pukul 9 pagi pesawat airbus milik batik air mendarat sempurna. Kapolres Bandara Hang Nadim hanya mengijinkan juru kamera dan pewarta foto untuk sampai garbarata terdekat.
Tak lama kemudian, ponsel saya berdering. Redaksi Jakarta menelpon dan meminta saya melapokan langsung kedatangan 238 WNI dari Wuhan itu di program Breaking News.
Saya segera berlari menuju jendela terdekat. Agar bisa melihat jelas, saya harus berjinjit selama laporan berlangsung.
Lepas laporan langsung, kami pun diminta keluar. Saya segera menghubungi kepala bidang humas Polda Kepri untuk menjadi narasumber, dan kembali melanjutkan laporan langsung.
Adrenalin untuk mendapatkan gambar terbaik saat pesawat hercules lepas landas, melupakan rasa kantuk dan lelah. Kami menyusuri lima titik untuk mencari celah mengambil gambar keberangkatan pesawat hercules. Tapi sial, 3 pesawat itu lepas landas terlebih dulu. Kesal rasanya! (Glenys Octania/ Vebry Jamz)
Penulis : Alexander-Wibisono
Sumber : Kompas TV