Jokowi, Pandemi Covid-19, Oposisi, dan Ancaman Resesi
Catatan jurnalis | 4 September 2020, 10:54 WIBPenulis: Mustakim
JAKARTA, KOMPAS.TV - Sudah enam bulan Covid-19 menebar ancaman. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda pandemi ini akan segera pergi.
Sejak diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret lalu, virus corona terus menular dan menyebar. Dari pasien 01 dan 02, kini virus ini sudah menjangkiti lebih dari 100 ribu orang. Hingga Kamis (3/9/2020), jumlah orang di Indonesia yang positif Covid-19 sudah menyentuh angka 184.268.
Menurut sejumlah epidemiolog, jumlah ini diprediksi akan terus bertambah dan menanjak naik. Ini terjadi karena berbagai faktor, mulai dari masyarakat yang sudah tak terlalu peduli dengan ancaman virus ini hingga kendornya pengawasan yang dilakukan pemerintah.
Baca Juga: Marak Pembajakan Akun Medsos, Siapa yang Meretas Demokrasi Kita?
Vaksin yang digadang-gadang bisa menekan laju penyebaran virus asal Wuhan ini tak kunjung ada kejelasan. Sementara berbagai obat yang diklaim bisa menyembuhkan pasien Covid-19 ini juga dinilai belum diuji dan teruji secara klinis untuk bisa mulai digunakan.
KAMI dan Gerakan Oposisi
Belum kelar urusan pandemi Covid-19, Jokowi kini dihadapkan dengan munculnya gerakan oposisi. Sejumlah tokoh nasional mendeklarasikan berdirinya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2020) lalu.
Mereka mengaku prihatin melihat kondisi bangsa Indonesia saat ini. Aksi ini dipicu dari penilaian mereka atas penanganan pandemi yang dinilai lamban dan tak tepat sasaran. Deklarasi ini juga menjadi respons atas memburuknya kondisi ekonomi dan demokrasi.
Mereka menyampaikan sejumlah tuntutan, mulai dari soal perbaikan penanganan pandemi hingga penyelamatan ekonomi dan konstitusi.
Deklarasi yang diinisiasi oleh sejumlah tokoh nasional ini dinilai akan menjadi gerakan oposisi pemerintahan Jokowi. Apalagi sebagian besar pentolannya selama ini dikenal sebagai sosok yang aktif mengkritisi kebijakan Jokowi.
Mulai dari Din Syamsuddin, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Rocky Gerung, Refly Harun, Said Didu hingga Rizal Ramli.
Baca Juga: Harun Masiku, Djoko Tjandra hingga Sidang Etik Ketua KPK
Penulis : Desy-Hartini
Sumber : Kompas TV