Harun Masiku, Djoko Tjandra hingga Sidang Etik Ketua KPK
Catatan jurnalis | 24 Agustus 2020, 10:57 WIBAtas jawaban ini, Nawawi menjelaskan, Bahwa tim KPK masih terus bekerja untuk mencari keberadaan Harun Masiku dan menangkapnya. Tentu ada kendala menjadi hal yang wajar.
Saya kembali menanyakan, apakah ada penolakan di dalam tubuh KPK untuk segera menangkap Harun Masiku?
Nawawi menjelaskan proses yang terjadi di internal KPK terkait dengan bagaimana proses penangkapan buron dilakukan. Meskipun tidak secara gamblang menjawab, tapi siratan bahwa ada kesan tantangan dinamika internal di KPK, sulit untuk dikesampingkan.
Jawaban lengkap Nawawi akan ditayangkan di Program AIMAN, yang akan tayang setiap hari Senin, Pukul 8 malam di KompasTV.
Lalu soal sidang etik Ketua KPK Komjen Pol. Firli Bahuri, Nawawi tanpa diduga mengungkapkan, bahwa sidang etik pertama kali dalam sejarah yang dilakukan oleh Dewan Pengawas (DEWAS) KPK, justru harus menunjukkan obyektivitas Dewas.
"Ini momen untuk menunjukkan, bahwa Dewas bekerja secara obyektif!" Kata Nawawi.
Jawaban Mengejutkan Pimpinan KPK, Nawawi
Tak berhenti di sini, Nawawi juga dengan lugas menyatakan terkait tantangan kasus yang melibatkan dugaan para penegak hukum, selayaknya ditangani oleh KPK!
Saya mengejar pernyataan ini, dengan pertanyaan, Apakah yang dimaksud Pak Nawawi adalah Kasus Djoko Tjandra di Mabes Polri yang telah menetapkan 2 Perwira Tinggi Polisi jadi tersangka, dan kasus Pinangki di Kejaksaan Agung, semuanya harus ditangani oleh KPK?
Singkat dan jelas jawaban Nawawi, "seharusnya dua kasus ini, KPK yang menangani!"
Atas jawaban cukup revolusioner ini, saya kembali menanyakan kepada sang Pimpinan KPK.
Biasanya Pimpinan KPK yang nekat seperti Anda ini, ujung-ujungnya akan jadi tersangka, Anda sudah siap Pak Nawawi?
Tanpa senyum ia menjawab, “Saat saya masuk ke tempat ini, semua risiko harus saya siap menerimanya!"
Kita lihat perkembangan atas ketiga kasus yang banyak menyita perhatian ini.
Bagaimana kelanjutannya. Memang ada prinsip, katakan kebenaran, sekalipun itu pahit. Keadilan harus dijalankan, Nurani publik tak boleh diusik.
Saya Aiman Witjaksono...
Salam!
Penulis : Zaki-Amrullah
Sumber : Kompas TV