4 Mitos Madu Asli yang Cukup Banyak Dipercaya, Jangan Sampai Terkecoh
Sinau | 28 September 2021, 16:13 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Pandemi menyebabkan sebagian orang mencari nutrisi tambahan untuk meningkatkan daya tahan atau imun tubuh. Madu menjadi salah satunya.
Madu bahkan dikonsumsi oleh sebagian orang sejak sebelum pandemi melanda. Sebab madu diyakini memiliki beragam manfaat untuk kesehatan.
Tapi, jangan salah memilih madu, sebab cukup banyak beredar madu-madu palsu, yang tentunya memiliki khasiat yang berbeda dengan madu asli. Bahkan madu palsu dapat berakibat buruk pada tubuh, misalnya memicu diabetes.
Informasi tentang cara membedakan madu asli dan palsu pun banyak berseliweran, tapi sebagian dari informasi itu merupakan mitos.
Menentukan keaslian madu kadang memerlukan ketelitian, mengingat banyaknya varian madu yang dijual di pasaran.
Dilansir Kompas.com, berikut fakta-fakta di balik empat mitos mengenai keaslian madu yang banyak beredar di masyarakat:
1. Semut Tidak Suka Madu Asli
Banyak mitos yang beredar bahwa semut tidak menyukai madu asli, dan jika ada madu yang dikerumuni semut, itu menandakan bahwa madu tersebut palsu.
Mitos ini tidak tepat. Kesukaan semut terhadap madu tergantung pada berbagai hal, mulai dari umur madu, kandungan karbohidrat, hingga jenis semut.
Pada umumnya semut menyukai madu, bahkan sejak masih berbentuk nektar yang baru keluar dari ujung tanaman.
Memang benar ada madu asli yang tidak disukai oleh semut, salah satunya madu yang belum cukup umur.
Baca Juga: Intip Khasiat Madu dan Air Mawar untuk Cegah Jerawat Akibat Keseringan Memakai Masker
Madu yang belum cukup umur akan mengalami fermentasi, dan menghasilkan karbon dioksida yang tidak disukai semut.
“Kesimpulannya, semut akan menyukai madu yang sudah cukup umur panen dan tidak menyukai madu yang mengalami fermentasi,” kata Dr. Hj. Dewi Masyithoh, SP., M.Pt., Owner & Komisaris Kembang Joyo Group.
2. Tidak Akan Berubah Warna
Mitos lain tentang madu asli yang banyak dipercaya adalah bahwa madu asli tidak akan berubah warna.
Madu asli yang berubah warna adalah sesuatu yang wajar. Hal itu akibat adanya Reaksi Maillard atau reaksi pencoklatan non enzimatis.
Reaksi itu justru dapat meningkatkan kadar antioksidan dalam madu. Antioksidan bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas yang bisa memicu serangan jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal.
“Dengan begitu bisa dipastikan bahwa mitos mengenai madu asli tidak akan berubah warna adalah salah,” kata Dewi.
Baca Juga: Tak Cuma Manis,Ternyata Madu Tidak Bisa Kedaluarsa.
3. Madu Mengkristal adalah Palsu
Madu yang mengkristal juga sering kali dianggap sebagai madu palsu. Padahal, kristalisasi atau penggumpalan pada madu asli adalah hal lumrah, yang terjadi secara alami dan spontan pada madu.
Madu yang mengkristalis tidak mengalami penurunan kualitas karena kandungannya tidak berubah.
4. Madu Asli Bisa Meletup
Mitos selanjutnya yang banyak beredar dan dipercaya oleh banyak orang adalah madu asli bisa meletup saat tutup botolnya dibuka.
Madu berasal dari cairan tanaman yang dikumpulkan oleh lebah, yang secara alamiah akan membawa khamir dari alam.
Hasil samping dari fermentasi khamir adalah karbon dioksida yang berbentuk gas. Secara alami gas ini akan menguap di udara.
Saat gas itu terakumulasi di dalam botol, akan mampu menghasilkan letupan saat tutup botol dibuka.
Khamir akan aktif pada madu yang dipanen terlalu muda, dan mengalami fermentasi. Sementara, pada madu yang dipanen cukup umur, khamir tidak akan aktif.
Hasil samping dari fermentasi ini adalah CO2 (karbon dioksida) yang berbentuk gas. Secara alami gas ini akan menguap di udara.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas.com