> >

Rusia Bombardir Jaringan Energi Ukraina setelah Zelenskyy Nyatakan Akan Berunding dengan AS

Kompas dunia | 7 Maret 2025, 22:41 WIB
Rusia Bombardir Jaringan Energi Ukraina setelah Zelenskyy Nyatakan Akan Berunding dengan AS
petugas pemadam kebakaran memadamkan api setelah serangan roket Rusia di Kharkiv, Ukraina, Jumat, 7 Maret 2025. (Sumber: Dinas Darurat Ukraina melalui AP)

KIEV, KOMPAS.TV — Rusia menargetkan infrastruktur energi Ukraina dalam pemboman dengan rudal dan pesawat nirawak skala besar pada malam hari. Peristiwa ini dikonfirmasi para pejabat pada Jumat (7/3/2025). Peristiwa ini terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan akan melakukan pembicaraan dengan AS untuk mengakhiri perang.

Pada hari Kamis, Zelenskyy mengatakan bahwa ia akan melakukan kunjungan ke Arab Saudi pada Senin mendatang untuk bertemu dengan putra mahkota negara tersebut. Setelah itu, timnya akan tetap tinggal di Arab Saudi untuk mengadakan pembicaraan dengan pejabat AS.

“Ukraina menjadi sasaran serangan "rudal dan pesawat nirawak besar-besaran", tulis Menteri Energi Ukraina Herman Halushchenko di Facebook. Sedikitnya 10 orang terluka karena peristiwa ini, termasuk seorang anak. 

"Rusia berusaha melukai warga sipil Ukraina dengan menyerang fasilitas produksi energi dan gas. Mereka bertujuan agar kami tidak memiliki cahaya (listrik) dan panas, dan menyebabkan kerugian terbesar bagi warga sipil," tulis Halushchenko.

Baca Juga: Zelenskyy Berharap Pembicaraan AS-Ukraina Akan Penuh Arti, Ingin Damai dengan Trump?

Rusia telah berulang kali menargetkan jaringan listrik Ukraina selama perang. Serangan tersebut telah menguras kapasitas pembangkitan listrik dan mengganggu pasokan pemanas dan air yang penting. Pejabat Ukraina menuduh Rusia memanfaatkan musim dingin untuk mengikis moral warga sipil.

Zelenskyy pada hari Jumat memperoleh dukungan dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan atas usulan Ukraina untuk mengambil beberapa langkah pertama guna menghentikan perang, termasuk penghentian penembakan rudal, pesawat nirawak, dan bom ke situs energi dan infrastruktur sipil lainnya. 

Zelenskyy juga mengusulkan penghentian operasi tempur di Laut Hitam untuk memungkinkan pengiriman yang aman. Erdogan mengatakan bahwa ia juga ingin penembakan dihentikan tanpa penundaan.

"Kami mendukung gagasan gencatan senjata segera dan penghentian serangan di udara dan di laut sebagai langkah membangun kepercayaan antara kedua belah pihak," kata Erdogan dalam sambungan video dengan para pemimpin Eropa.

Zelenskyy pertama kali mengusulkan langkah-langkah awal tersebut dalam sebuah posting di X pada hari Selasa, ketika ia mengatakan bahwa ia siap bekerja di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump untuk mendapatkan perdamaian yang langgeng.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus

Sumber : The Associated Press


TERBARU